Assalamu’alaikum, Pak Ust Tommy bagaimana pendapat ust tentang shaf shalat anak yang selang seling yaitu ada orang dewasa disebelahnya kemudian ada anak – anak dst.? Bpk.Ismail – Kota Batam
Jawab :
Wa ‘alaikumsalam, Pak Ismail yang dirahmati Allah. Meluruskan dan merapatkan shaf sebelum mendirikan shalat berjama’ah adalah bagian dari upaya menyempurnakan ibadah shalat. Rasulullah SAW bersabda,
سَوُّوا صُفُوفَكُمْ فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصُّفُوفِ مِنْ إِقَامَةِ الصَّلَاةِ
“Luruskanlah shaf kalian karena meluruskan shaf termasuk tegaknya shalat.” (HR.Bukhari).
Adapun ancaman bagi jama’ah shalat yang tidak lurus dan tidak rapat barisan shaf shalatnya.
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ يُسَوِّي صُفُوْفَنَا حَتَّى كَأَنَّمَا يُسَوِّي بِهَا القِدَاحَ حَتَّى إِذَا رَأَى أَنَّا قَدْ عَقَلْنَا عَنْهُ ثُمَّ خَرَجَ يَوْمًا فَقَامَ حَتَّى كَادَ أَنْ يُكَبِّرَ فَرَأَى رَجُلاً بَادِيًا صَدْرُهُ فَقَالَ: عِبَادَ اللهِ لَتُسَوُّنَّ سُفُوْفَكُمْ أَوْ لَيُخَالِفَنَّ اللهُ بَيْنَ وُجُوْهِكُمْ
“Bahwasanya Rasulullah biasa meluruskan shaf – shaf kami seakan2 beliau sedang meluruskan anak panah sehingga apabila beliau melihat bahwasanya kami tlh memahami hal itu, yakni wajibnya meluruskan shaf (maka beliaupun memulai shalatnya). Kemudian pada suatu hari beliau keluar, lalu berdiri sampai hampir2 beliau bertakbir untuk shalat, tiba2 beliau melihat seseorang yang menonjol sedikit dadanya, maka beliaupun bersabda, “Wahai hamba – hamba Allah, benar – benar kalian luruskan shaf – shaf kalian atau (kalau tidak) maka Allah sungguh akan memalingkan antar wajah2 kalian.(HR.Muslim).
مَنْ وَصَلَ صَفًّا وَصَلَهُ اللَّهُ وَمَنْ قَطَعَ صَفًّا قَطَعَهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ
“Barangsiapa menyambung suatu shaf, niscaya Allah menyambungnya (dengan rahmat-Nya). Dan barangsiapa yang memutuskan suatu shaf, niscaya Allah memutuskannya (dari rahmatNya).” (HR.Nasai)
Terkait dgn shaf shalat anak – anak yang ditempatkan dibelakang shaf orang dewasa memang ada nash dalil hadist nya :
حَدَّثَنَا أَبُو النَّضْرِ، حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ يَعْنِي شَيْبَانَ، عن لَيْثٌ، عَنْ شَهْرِ بْنِ حَوْشَبٍ، عَنْ أَبِي مَالِكٍ الْأَشْعَرِيِّ، عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أنه كان يجعل الرجال قدام الغلمان والغلمان خلفهم والنساء خلف الغلمان
Telah mengabarkan Abu Nadhir, telah mengabarkan kepadaku Abu Mu’awiyah yakni Syaiban dari Laits dari Syahr bin Hausyab dari Abi Malik al-Asy’ariy dari Rasulullah SAW, Adalah beliau SAW, menjadikan laki – laki dewasa di depan anak – anak dan anak – anak dibelakang mereka dan perempuan dibelakang anak – anak.(HR. Ahmad V/344; Abu Daud I/181).
Para ulama hadist menjelaskan status hadist ini dhaif disebabkan ada salah seorang perawinya bernama Syahr bin haisyab sebagai seorang tadalahis sehingga hadist nya dikatakan lemah.
Jd shaf anak – anak diperbolehkan bersama orang dewasa di shaf depan selama tidak persis dibelakang imam sebab bila seorang imam bathal wudhu nya ada makmum yang dibelakangnya untuk menggantikannya atau adanya makmum yang mengoreksi bacaan imam.
Kalaupun shaf anak – anak ditempatkan dipaling belakang juga ada sisi baiknya sebab anak – anak shalatnya sering keluar masuk barisan shaf sehingga shaf shalat bisa kosong dan makmum yang lain harus bergeser untuk merapatkan barisannya.
Wallahu a’lam