Assalamu’alaikum. Pak Ustad Tommy khutbah Jum’at tadi mengemukakan tentang hadist bahwa pada suatu masa Islam akan terbagi menjadi 73 golongan dan hanya 1 yang masuk Surga yaitu Sunnah Waljama’ah sisanya masuk Neraka” -yang diuraikan adalah beberapa golongan yang sesat semacam Nazilah, Qodoriah, Mutazilah dan Syiah karena menyimpang dari sisi Tauhid Pokok. Pertanyaan saya apakah muslim di Indonesia (mayoritas) bisa termasuk ke dalam golongan yang masuk neraka ? Apakah meyakini hukum manusia (KUHAP) lebih baik dari hukum Allah merupakan penyimpangan dari Tauhid Pokok?
Terima kasih sebelumnya.
@ipit.darmadjie – Kota Batam
Jawab
Pak Ipit yg dirahmati Allah SWT. Tentang hadist 73 golongan memang banyak dibicarakan antar ormas2 Islam & gerakan2 da’wah Islam. Siapakah sebenarnya 72 golongan yg masuk ke dalam neraka & siapakah sebenarnya 1 golongan yg selamat masuk ke dalam surga? Ada yg
Mengklaim bhw kelompoknya adl Ahlu sunnah waljama’ah shg termasuk 1 golongan yg masuk ke dlm surga & yg lainnya masuk ke dlm neraka.
Berikut ini sy kutip tulisan Ust.Abu Al-Wafa Romli tentang penjelasan hadist 73 golongan & siapa sebenarnya Ahlu sunnah waljama’ah.
Ahlussunnah Waljama’ah artinya adalah orang-orang yang meyakini (mengimani), mempraktekkan (mengamalkan) dan memperjuangkan (mendakwahkan) sunah Nabi saw dan sunah para sahabatnya. Sedangkan miturut al-Jurjani dalam kitab Ta’rifat-nya; Ahlussunnah Waljama‘ah adalah penganut kebenaran (ahlul haq), yaitu orang-orang yang meyakini, mempraktekkan dan memperjuangkan kebenaran yang dicapai atau dihasilkan melalui berbagai hujjah (dalil) dan burhan (bukti) dari Allah swt.
Ahlussunnah Waljama’ah adalah lawan dari penganut hawa nafsu (ahlul ahwa`), yaitu mereka (ahlul kiblat / orang Islam) yang keyakinanya berbeda dengan keyakinan Ahlussunnah, seperti kelompok Jabariyyah, Qadariyyah, Rawaafidl (syi’ah ekstrem), Khawaarij, Mu’athilah dan Musyabbihah, di mana setiap kelompok terpecah menjadi 12 kelompok, maka jumlahnya menjadi 72 kelompok. Perkataan al-Jurjani ini sesuai dengan situasi serta kondisi (realita) saat itu. Sedangkan untuk situasi serta kondisi kekinian, pengikut hawa nafsu dan bid’ah (ahlul ahwa’ wal bida’) di samping kelompok yang telah disebut di atas, juga adalah orang Islam (ahlul qiblat) yang keyakinan, amaliyah dan perjuangannya mengikuti dan/atau terhadap ideologi komunisme (termasuk sosialisme) dan ideologi kapitalisme berikut seperangkat ide, pemikiran, sistem dan hukum yang memancar dari keduanya, seperti sekularisme, liberalisme, libertinisme, pluralisme, singkretisme, demokrasi, HAM, dialog antar agama, doa bersama lintas agama dll.
Karena problem, penyimpangan serta tantangan dari dan terhadap Islam dan kaum muslim itu mengalami perubahan dan perkembangan dari masa kemasa. Jadi Aswaja itu dinamis, tidak stagnan (jumud), sesuai problem, penyimpangan serta tantangan yang ada pada masanya. Sedangkan metode yang dipakai oleh Aswaja pada masa Abu al-Hasan al-As’ari (W.324 H) dan Abu Manshur al-Maturidi (W.333 H) dan tokoh ASWAJA yang lain untuk menjawab problem, penyimpangan dan tantangan pada masa itu, tidak akan bisa menjawab problem, penyimpangan dan tantangan dari dua idiologi di atas. Oleh karena itu doktrin yang diemban dan didakwahkan oleh Wali Quthub abad 19 M, Qadhi Taqiyyuddin An-Nabhani serta para syabab Hizbut Tahrir, adalah doktrin Aswaja pada masa ini, juga sebagai pelengkap serta penyempurna juga kritik terhadap doktrin Aawaja yang telah ada, karena yang namanya manusia itu tidak ada yang sempurna, kecuali baginda Nabi Muhammad saw. Dan kami telah mengerti bahwa bahwa suatu perkara yang dibuat dan dikerjakan oleh manusia selain Rasulullah SAW ketika telah sempurna, maka nampaklah kekurangannya. Dan fakta serta realita Salafush Shalih dan Para Imam Mujtahid juga saling mengkritik, melengkapi dan menyempurnakan, tidak saling menyesatkan (untuk lebih lengkapnya lihat buku saya ‘Nasehat Terbuka Untuk Himasal).
2.Hadis terkait Ahlussunnah Waljama’ah
عن عبد الله بن عمرو بن العاص قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “افترقت اليهود على إحدى وسبعين ملة وافترقت النصارى على انتين وسبعين ملة وستفترق أمتي على ثلاث وسبعين ملة كلها فى النار إلا ملة واحدة”، قالوا: “من هي يا رسول الله ؟” قال: “من كان على ما أنا عليه وأصحابي”. رواه الترمذي فى الإيمان باب ما جاء فى افتراق هذه الأمة من سننه ورواه أيضا الإمام أجمد فى المسند وإسناده صحيح.
Dari Abdulloh ibn al-‘Ash; Rasululloh SAW bersabda: “Umat Yahudi telah terpecah menjadi 71 kelompok, umat Nasrani telah terpecah menjadi 72 kelompok, dan umatku akan terpecah menjadi 73 kelompok di mana semuanya masuk neraka kecuali satu kelompok”. Sahabat bertanya: “Wahai utusan Alloh, siapakah mereka?”. Nabi bersabda: “Siapa saja orang yang berpegang teguh (mengimani, mengamalkan dan mendakwahkan) terhadap sunnah(doktrin, tuntunan atau metode)ku dan (sunnah) para sahabatku”
وفى رواية الطبراني: إفترقت اليهود على إحدى وسبعين فرقة وافترقت النصارى على اثنتين فرقة وستفترف أمتي علي ثلاث وسبعين فر قة واحدة منها ناجية والباقون هلاكى”. قالوا : “وما الناجية يا رسول الله؟”. قال: “أهل السنة والجماعة”، قالوا: “وما أهل السنة والجماعة؟”، قال: “من كان على ما أنا عليه اليوم وأصحابي”.
Dalam riwayat at-Thabarani, Nabi saw. bersabda; ”Yahudi telah terpecah menjadi 71 kelompok. Nasrani telah terpecah menjadi 72 kelompok, dan umatku akan terpecah menjadi 73 kelompok, darinya hanya ada satu kelompok yang selamat, sedang yang lain semuanya rusak”. Shabat bertanya; ”Siapakah kelompok yang selamat itu, wahai Rasulullah ?”. Beliau bersabda; ”Ahlussunah Waljama’ah”. Mereka bertanya; ”Siapakah Ahlussunah Waljama’ah itu ?”. Beliau bersabda; ”Siapa saja orang yang berpegang teguh (meyakini, mempraktekkan dan memperjuangkan) dengan sunah (doktrin, tuntunan atau metode) ku pada hari ini dan (sunah) para shahabatku”.
عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنه قال:قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:… وإن بني إسرائيل تفرقت على ثنتين وسبعين ملة وتفترق أمتي على ثلاث وسبعين ملة كلهم فى النار إلا ملة واحدة، قالوا ومن هي يارسول الله؟ قال:ما أنا عليه وأصحابي. أخرجه الترميذي والحاكم.
Dari Abdullah bin ‘Amer RA berkata: “Rasulullah SAW bersabda:”… Dan sesungguhnya Bani Israil telah terpecah menjadi 72 kelompok, dan umatku akan terpecah menjadi 73 kelompok di mana semuanya terjatuh ke neraka, kecuali satu kelompok”. Sahabat bertanya: “Wahai Rasulallah, siapakah mereka?”, beliau bersabda: “(orang-orang yang berpegang teguh terhadap) agama yang aku beserta para sahabatku berpegang teguh terhadapnya”. HR Tirmidzi dan Hakim.
عن معاوية بن أبي سفيان رضي الله عنه أنه قام فينا فقال: ألا إن رسول الله صلى الله عليه وسلم قام فينا فقال: ألا إن من قبلكم من أهل الكتاب افترقوا على ثنتين وسبعين ملة وإن هذه الملة ستفترق على ثلاث وسبعين ثنتان وسبعون فى النار وواحدة فى الجنة وهي الجماعة. زاد ابن يحيى وعمرو فى حديثيهما: وإنه سيخرج من أمتي أقوام تجارى بهم تلك الأهواء كما يتجارى الكلب لصاحبه. وقال عمرو الكلب لصاحبه: لا يبقى منه عرق ولا مفصل إلا دخله. أخرجه أبو داود واللفظ له والدارمي والحاكم وصححه ووافقه الذهبي.
Dari Muawiyah bin Abu Sufyan RA, dia berdiri di antara kami lalu berkata: “Ingat, sesungguhnya Rasulullah SAW pernah berdiri di antara kami lalu beliau bersabda: “Ingat, sesungguhnya orang-orang ahli kitab sebelum kalian telah terpecah menjadi 72 kelompok, dan bahwa kelompok ini akan terpecah menjadi 73 kelompok, di mana yang 72 kelompok terjatuh ke neraka, dan yang satu kelompok selamat masuk surga, yaitu al-Jama’ah”. Ibnu Yahya dan ‘Amer pada kedua hadisnya menambahkan: “Dan sesungguhnya akan keluar dari umatku beberapa kelompok yang diperbudak oleh hawa nafsu seperti penyakit anjing gila memperbudak korbannya”. ‘Amer berkata: “Sehingga tidak tersisa dari korbannya urat dan persendian kecuali dimasukinya”. HR Abu Dawud, al-Darimi dan al-Hakim, dan disahihkan oleh al-Hakim dan al-Dzahabi.
عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إن بني إسرائيل افترقت على إحدى وسبعين فرقة وإن أمتي ستفترق غلى ثنتين وسبعين فرقة كلها فى النار إلا واحدة وهي الجماعة. أخرجه أحمد وابن ماجه واللفظ له والطبري.
Dari Anas bin Malik berkata: “Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Bani Israil telah terpecah menjadi 71 kelompok, dan umatku akan terpecah menjadi 72 kelompok di mana semuanya terjatuh ke neraka, kecuali satu kelompok, yaitu al-Jama’ah”. HR Ahmad, Ibnu Majah, dan al-Thabari.
عن عوف بن مالك رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ستفترق أمتي على بضع وسبعين فرقة أعظمها فرقة قوم يقيسون الأمور برأيهم فيحرمون الحلال ويحللون الحرام. أخرجه الحاكم وصححه وسكت عنه الذهبي.
Dari ‘Auf bin Malik RA berkata: “Rasulullah SAW bersabda: “Umatku akan terpecah menjadi lebih dari 70 kelompok, di mana mayoritas mereka adalah kelompok yang menganalogkan perkara dengan pendapatnya, lalu mereka mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram”.HR al-Hakim.
Kesimpulan:
a. Umat Islam terpecah menjadi 73 golongan di mana semuanya terjatuh ke neraka, kecuali satu golongan yang selamat (najiyah), yaitu Ahlussunnah Waljama’ah.
b. Ahlussunnah Waljama’ah adalah Siapa saja orang yang berpegang teguh (mengimani, mengamalkan dan mendakwahkan) terhadap sunnah (doktrin, tuntunan atau metode) Nabi SAW dan (sunnah) para sahabatnya, pada hari di mana beliau Nabi dan para sahabatnya hidup.
c. Ahlussunnah Waljama’ah adalah mereka yang pada hari kiamat, yaitu ketika melintasi Jembatan (as-shirath al-mustaqim) mereka selamat (najiyah), yakni tidak tergelincir dan tercebur ke dalam neraka Jahanam. Bukan yang tergelincir dan terjatuh kedalam neraka lalu diselamatkan (manjiyah/munajjah).
d. Dan Ahlussunnah Waljama’ah adalah ahli surga. Yaitu mereka yang menerima, mengimani, mengamalkan dan mendakwahkan Islam apa adanya, sesuai yang datang dari Nabi SAW dan para sahabat, tidak mengurangi dan tidak pula menambah-nambahnya, dan tidak menghalalkan yang haram dan tidak pula mengharamkan yang halal dengan mengikuti analog akalnya, atau akal-akalan.
Sedangkan mereka yang pada hari kiamat ketika melewati Jembatan yang Lurus tidak tergelincir dan tidak pula terjatuh ke dalam neraka itu bertingkat-tingkat sesuai iman dan amalnya ketika hidup di dunia:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: يرد الناس كلهم ثم يصدرون عنها بأعمالهم. رواه الترميذي وأحمد عن عبد الله بن مسعود.
Rasululloh SAW bersabda: “Manusia semuanya datang ke Jembatan kemudian mereka keluar dari padanya sesuai amal perbuatan mereka”.
وعن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال: يرد الناس جميعا الصراط، وورودهم قيامهم حول النار، ثم يصدرون عن الصراط بأعمالهم، فمنهم من يمر مثل البرق، ومنهم من يمر مثل الريح، ومنهم من يمر مثل الطير، ومنهم من يمر كأجود الخيل، ومنهم من يمر كأجود الإبل، ومنهم من يمر كعدو الرجل، حتى أن آخرهم مرّاً رجل نوره على موضع أبهامي قدميه يمر فيتكفأ به الصراط، والصراط دحض مزلة، عليه حسك كحسك القتاد، حافتاه ملائكة معهم كلاليب من النار يختطفون بها الناس، وذكر تمام الحديث. رواه ابن أبي حاتم.
Dari Abdulloh ibnu Mas’ud RA berkata: “Semua manusia sampai ke Jembatan. Mereka berdiri di sekitar neraka. Kemudian mereka keluar dari Jembatan dengan amal perbuatannya. Maka di antara mereka ada yang melintas seperti petir, ada yang melintas seperti angin, ada yang melintas seperti burung, ada yang melintas seperti kuda yang cepat, dan ada yang melintas seperti laki-laki berlari. Sehingga akhir mereka yang melintas adalah laki-laki yang cahayanya berada di tempat kedua ibu jari kakinya. Ia melintas dengan cahaya itu meniti Jembatan. Sedangkan Jembatan itu sangat licin dan menggelincirkan. Di atasnya terdapat duri seperti duri pohon kelampis. Di dua tepinya ada banyak malaikat yang membawa besi-besi dari api yang bengkok dan runcing ujungnya untuk mengaiti manusia”.
وفى دقائق الأخبار قال وهب: أن النبي صلى الله عليه وسلم يدعو: يارب سلمْ سلمْ أمتي أمتي … فيركب الخلائق الجسر حتى يركب بعضهم على بعض، والجسور تضطرب كالسفينة فى البحر فى الريح العاصف، فتجوز الزمرة الأولى كالبرق الخاطف، والزمرة الثانية كالريح العاصف، والزمرة الثالثة كالطير المسرع، والزمرة الرابعة كالفرس الجواد، والزمرة الخامسة كالرجل المسرع، والزمرة السادسة كالماشية، والزمرة السابعة قدر يوم وليلة. وقال بعضهم: قدر شهرين، وبعضهم: قدر سنة وسنتين وثلاث سنين، حتى يكون زمن آخر من يمر على الصراط قدر خمس وعشرين ألف سنة من سني الدنيا.
Dan dalam kitab ‘Daqaiqul Ahbar’ kyai Wahab berkata: “Sesungguhnya Nabi SAW berdoa: “Wahai Tuhan, selamatkanlah umatku, selamatkanlah umatku …”. Lalu segenap mahluk (manusia dan jin) menaiki Jembatan sampai-sampai sebagian mereka menaiki sebagian yang lain. Sedangkan Jembatan itu bergoyang laksana perahu layar di lautan diterpa angin yang bertiup. Lalu golongan pertama dapat melintas seperti petir menyambar, golongan kedua seperti angin bertiup, golongan ketiga seperti burung yang terbang cepat, golongan keempat seperti kuda yang larinya cepat, golongan kelima seperti laki-laki yang berlari cepat, golongan keenam seperti hewan ternak berjalan, dan golongan ketujuh berjlalan kira-kira sehari semalam. Sebagian ulama berkata: “Kira-kira dua bulan”. Dan sebagian yang lain berkata: “Kira-kira setahun, dua tahun, atau tiga tahun”. Sehingga masanya orang yang terakhir melintasi Jembatan adalah kira-kira dua puluh lima ribu tahun, dari tahun-tahun dunia”.
Sedangkan mereka yang tergelincir dan terjatuh kedalam neraka Jahanam kemudian diselamatkan (dikeluarkan), maka mereka itu tidak termasuk Ahlussunnah Waljama’ah, karena seperti pada hadis di atas bahwa Ahlussunnah Waljama’ah adalah kelompok yang selamat (firqah najiyah), bukan kelompok yang diselamatkan setelah tercebur kedalam neraka (manjuwah atau munajjah).
Alloh SWT berfirman:
“Dan tidak ada seorang pun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut”. TQS Maryam [19]: 71-72.
Ibnu Katsir berkata:
وقوله تعالى: ثم ننجي الذين اتقوا، أي إذا مر الخلائق كلهم على النار وسقط فيها من سقط من الكافرين والعاصين بحسبهم، نجى الله تعالى المؤمنين المتقين منها بحسب أعمالهم، فجوازهم على الصراط وسرعتهم بقدر أعمالهم التي كانت فى الدنيا.
“Firman Alloh SWT (Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa), yakni ketika semua makhluk telah melintas diatas neraka dan telah terjatuh kedalamnya orang-orang yang terjatuh, yakni semua orang kafir dan yang maksiat, maka Alloh ta’ala menyelamatkan orang-orang yang beriman dan bertakwa dari neraka, sesuai amal perbuatannya. Jadi melintasnya mereka di atas Jembatan dan kecepatannya itu sesuai kadar amalnya ketika di dunia.
3.Konotasi Hadis Ahlussunnah Waljama’ah
Hadis Ahlussunnah Waljama’ah di atas membicarakan lintas umat dan lintas agama, yaitu umat dan agama Yahudi, umat dan agama Nasrani (Kristen), dan umat dan agama Islam. Maka saya berasumsi bahwa hadis tersebut adalah semakna (serupa) dengan rentetan ayat al-Qur’an berikut;
“Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri al-kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran padahal mereka mengetahui. Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu. Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam membuat) kebaikan …..”. TQS Al-Baqaroh [2]: 146-148.
Rentetan ayat tersebut berbicara mengenai lintas umat dan lintas agama, yaitu umat dan agama Yahudi, umat dan agama Nasrani, yang keduanya ditunjukkan oleh kalimat “Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri al-kitab (Taurat dan Injil)”, dan umat dan agama Islam, yang ditunjukkan oleh kalimat “Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu”. Kemudian Alloh berfirman; “Maka berlomba-lombalah kamu (dalam membuat) kebaikan”, yang ditujukan kepada umat Islam. Ini sama dengan hadis Aswaja di atas yang membicarakan umat dan agama Yahudi, umat dan agama Nasrani, umat dan agama Islam, lalu membicarakan Ahlussunnah Waljama’ah yang ditujukan kepada umat Islam.
Demikian juga rentetan ayat berikut:
44. Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara Kitab-Kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.
45.Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (at-Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada kisasnya. Barang siapa yang melepaskan (hak kisas) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.
46.Dan Kami iringkan jejak mereka (Nabi Nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.
47. Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya. Barang siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik.
48.Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah kamus berbuat kebajikan…..”. TQS Al-Maidah [5]: 44-48.
Rentetan ayat di atas juga berbicara lintas umat dan lintas agama seperti halnya rentetan ayat sebelumnya. Dan bukan kebetulan kalau Alloh juga menyeru; “maka berlomba-lombalah kamu berbuat kebajikan…”.
Setelah saya mengemukakan tiga poin pembahasan di atas, maka kesimpulan yang dapat ditarik adalah;
a. Ahlussunnah Waljama’ah adalah orang-orang yang meyakini (mengimani), mempraktekkan (mengamalkan) dan memperjuangkan (mendakwahkan) sunah Nabi saw dan sunah para sahabatnya, hanya itu, tidak yang lain.
b. Ahlussunnah Waljama’ah adalah mereka yang pada hari kiamat, yaitu ketika melintasi Jembatan (as-shirath al-mustaqim) mereka selamat (najiyah), yakni tidak tergelincir dan tercebur ke dalam neraka. Bukan yang tergelincir dan terjatuh ke dalam neraka lalu diselamatkan dan dimasukkan ke dalam surga (manjiyah / munajjah). Jadi Ahlussunnah Waljama’ah adalah Ahli surga (Ahluljannah).
c. Mereka yang selamat itu terbagi menjadi tujuh golongan di mana semuanya termasuk Ahlussunnah Waljama’ah (firqoh najiyah); Golongan pertama melintasi Jembatan dan sampai kesurga seperti petir menyambar, golongan kedua seperti angin bertiup, golongan ketiga seperti burung terbang cepat, golongan keempat seperti kuda berlari cepat, golongan kelima seperti laki-laki berlari cepat, golongan keenam seperti hewan ternak berjalan, dan golongan ketujuh melintasi jembatan kira-kira sehari semalam. Sebagian ulama berkata: “Kira-kira dua bulan”. Dan sebagian yang lain berkata: “Kira-kira setahun, dua tahun, atau tiga tahun”. Sehingga masanya orang yang terakhir melintasi Jembatan adalah kira-kira dua puluh lima ribu tahun, dari tahun-tahun dunia.
d. Mereka yang ketika melintasi Jembatan tergelincir dan terjatuh ke dalam neraka kemudian diselamatkan dan dimasukkan ke dalam surga (firqoh manjiyah / munajjah) sesuai kadar iman dan amalnya ketika di dunia itu tidak termasuk Ahlussunnah Waljama’ah, karena mereka tidak selamat.
e. Konotasi hadis Ahlussunnah Waljama’ah adalah ‘berlomba-lomba berbuat kebaikan’ (fastabiqul khairot), yaitu berlomba-lomba mengimani, mengamalkan dan mendakwahkan sunnah Nabi SAW dan sunnah para sahabatnya, bukan nama madzhab, jama’ah, organisasi, atau kelompok.
f. Maka ketika ada orang yang berkata: “Saya adalah Ahlussunnah Waljama’ah”, konotasinya adalah: a) “Saya mengimani, mengamalkan dan mendakwahkan sunnah Nabi SAW dan sunnah para sahabatnya”, dan b) “Saya adalah ahli surga”. Maka tidak layak, bahkan memalukan bagi orang yang suka ‘merekayasa, berdusta, memitnah dan memprofokasi’ mengklaim sebagi Ahlussunnah Waljama’ah, karena amal tersebut adalah amalnya ahli neraka.
4.Pemikiran Yang Diklaim Sebagai Pemikiran Aswaja
Yang saya maksud di sini adalah pemikiran yang menyalahi atau kontradiksi dengan pemikiran Ahlussunnah Waljamaah (ahli surga) namun diklaim sebagai pemikiran Ahlussunnah Waljamaah. Pemikiran tersebut adalah pemikiran maksiat, munkar, fasik, zalim, bahkan kafir, yakni pemikiran ahli neraka, baik yang abadi di neraka atau yang kemudian diselamatkan dan dimasukkan ke dalam surga.
Pemikiran tersebut adalah pemikiran yang merekayasa, berdusta, memitnah dan memprovokasi. Atau pemikiran yang menolak diterapkannya syariat Islam secara sempurna melalui penegakkan Daulah Khilafah Rosyidah. Atau pemikiran yang memancar dari akidah sekularisme dan materialisme dimana keduanya sebagai landasan pemikiran bagi ideologi kapitalisme dan ideologi komunisme, seperti demokrasi, HAM, nasionalisme, pluralisme, sinkretisme, dialog antar agama, doa bersama lintas agama, dan sosialisme (untuk menjelaskan satu persatunya saya telah menulis buku ‘Rekontruksi Doktrin Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dalam Menyongsong Tegaknya Daulah Khilafah Rosyidah’ yang cukup tebal dan insya Alloh akan segera diterbitkan).
5.Topeng
Topeng (wajhun musta’ar) adalah penutup muka berbentuk muka, atau muka buatan dengan berbagai karakternya, dari yang buruk sampai yang ganteng dan cantik, dari jenis manusia atau hewan, bahkan jenis setan dan sebagainya, yang dipakai untuk menyembunyikan dan menyamarkan muka asli, dan menampilkan muka lain yang dikehendaki, atau untuk mengelabuhi dan menipu. Sedangkan topeng dalam tulisan ini adalah klaim Ahlussunnah Waljamaah sebagai ahli surga, yang dipakai oleh ahli-ahli di atas, atau oleh ahli neraka. Tujuannya sangat jelas yaitu untuk menjauhkan umat dari jamaah yang direkayasa, dibohongi, difitnah dan diprovokasi terhadapnya.
Wallahu a’lam