Minggu , Desember 15 2024

Akhirnya, Pesawat-pesawat Para Penguasa Agen Bergerak. Namun, Kemana? Mereka Bergerak untuk Membunuh Kaum Muslim, Bukan untuk Memerangi Musuh!

[Al-Islam edisi 750, 13 Jumada ats-Tsaniyah 1436 H – 3 April 2015 M]

بسم الله الرحمن الرحيم

Akhirnya, Pesawat-pesawat Para Penguasa Agen Bergerak. Namun, Kemana? Mereka Bergerak untuk Membunuh Kaum Muslim, Bukan untuk Memerangi Musuh!

 Duta Besar Saudi untuk Amerika Serikat ‘Adil al-Jubair pada Kamis pagi 26/3/2015 mengumumkan bahwa operasi militer melawan Houthi—yang mencakup serangan udara yang dilancarkan oleh sepuluh negara, di antaranya negara-negara Teluk, kecuali Kesultanan Oman—telah dimulai. Al-Jubair menjelaskan bahwa Saudi telah berkonsultasi dengan Amerika Serikat dalam operasi militer melawan Houthi yang telah dimulai itu.

Menteri Luar Negeri Mesir juga mengumumkan partisipasinya dan pengiriman empat kapal perangnya yang sedang dalam perjalanan ke Teluk Aden.

Juru Bicara resmi Angkatan Bersenjata Sudan juga mengumumkan, “Bertolak dari tanggung jawab keislaman kami, maka Sudan ikut berpartisipasi dan tidak akan berpangku tangan. Bahaya menimpa kiblat kaum Muslim, tempat turunnya wahyu dan risalah penutup.”

Pesawat-pesawat dan kapal-kapal perang para penguasa agen itu bergerak untuk menyerang Yaman, bukan menyerang Yahudi. Padahal Yahudi itu lebih dekat dari mereka dibandingkan dengan Saba’ (Yaman)! Hal sangat buruk mereka katakan untuk menjustifikasi tindakan mereka, bahwa serangan itu untuk melindungi kiblat kaum Muslim (Makkah). Padahal Makkah tidak sedang diduduki. Sebaliknya, kiblat pertama kaum Muslim (Al-Quds) mereka biarkan. Padahal al-Quds sedang diduduki Yahudi dan terus berteriak meminta pertolongan!

Pesawat-pesawat mereka itu bergerak ke Yaman untuk kepentingan kaum kafir penjajah. Pesawat-pesawat mereka tidak bergerak untuk membebaskan bumi penuh berkah (Palestina) yang diduduki oleh manusia yang paling keras permusuhannya (Yahudi) kepada kaum Muslim!

Sungguh, tiap orang yang memiliki penglihatan dan pandangan akan paham, bahwa apa yang terjadi di Yaman adalah pergolakan antara Amerika serta para pengikutnya dari kalangan Houthi dan kelompok lainnya di satu sisi, dengan Inggris serta para pengikutnya yakni Hadi dan Saleh serta kelompok mereka di sisi yang lain. Hal itu seperti yang telah kami jelaskan kepada masyarakat dalam berbagai publikasi kami sebelumnya: “Sesungguhnya pergolakan di Yaman terjadi di antara dua kelompok: Amerika dan para pengikut dan agennya dengan Inggris dan para pengikut dan agennya. Masing-masing kelompok menggunakan berbagai cara dan sarana…Amerika berjalan dengan logika kekuatan Houthi, gerakan-gerakan selatan dan Iran; selain strategi negosiasi untuk mewujudkan sejumlah capaian melalui Jamal bin Umar…Adapun Inggris berjalan dengan logika kecerdikan politik melalui Hadi yang mengeksploitasi otoritas kepresidenannya dan berlaku ‘sopan’ kepada Amerika untuk menghalangi tekanan-tekanan AS dan agar AS tidak mendapat posisi strategis di pemerintahan. Inggris juga mendorong Saleh dan orang-orangnya untuk bergabung dengan Houthi sehingga jika Hadi gagal dan posisi Houthi lebih unggul maka Inggris tetap mendapat bagian di pemerintahan—seberapa pun bagian itu—melalui Ali Saleh dan orang-orangnya. Inilah yang terjadi di Yaman. Inggris tidak lagi mampu mendominasi Yaman seperti dulu. Inggris juga tidak mampu melawan Amerika dan agen-agennya secara militer. Karena itu Inggris sengaja menggunakan kecerdikan politik melalui kedua agennya, Hadi dan Ali Saleh…(1/10/2014).”

Amerika telah mendukung Houthi melalui Iran dengan berbagai macam senjata dan peralatan militer agar mereka mampu mengontrol Yaman menggunakan kekuatan. Sebabnya, Amerika paham bahwa lingkungan politik (di Yaman) pada galibnya adalah buatan Inggris. Begitulah, Houthi beranggapan, mereka memiliki kekuatan yang bisa mengontrol Yaman. Karena itu mereka mengepung Presiden Hadi agar bisa mendapatkan dari Presiden apa yang mereka inginkan melalui undang-undang yang dikeluarkan oleh Presiden. Presiden Hadi sebelumnya setuju, tetapi kemudian menunda-nunda pelaksanaannya. Karena itu Houthi lalu memberlakukan tahanan rumah terhadap Hadi. Namun kemudian, Presiden Hadi bisa lolos dan pergi ke Aden. Houthi bisa menyusul Hadi, tetapi Hadi kembali bisa lolos untuk kedua kalinya.

Begitulah harapan dan tempat yang dituju terasa makin jauh bagi mereka. Mereka menyebar di wilayah tanpa pengasuh yang menerima mereka, kecuali para pengikut Saleh yang berjalan bersama mereka agar bisa berbagi kekuasaan dengan mereka jika mereka berhasil mengalahkan Hadi, atau sebaliknya melecehkan mereka jika mereka gagal bahkan hingga jika mereka ditimpa oleh sesuatu kegagalan!

Tanda-tanda hal itu sangat menonjol. Partai Kongres Rakyat Umum (The General People’s Congress) yang dipimpin oleh mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh mengumumkan, “Partai tidak memiliki hubungan apapun dengan apa yang dilakukan oleh kelompok bersenjata Houthi, yakni upaya mereka menjatuhkan propinsi-propinsi selatan dan menyempurnakan operasi mengkudeta kekuasaan legal di Yaman.”

Keterangan yang dikeluarkan oleh Komite Umum (General Committee) dari Biro Politik (Political Bureau) Partai Kongres mengatakan “Apa yang terjadi di Yaman adalah akibat pertarungan memperebutkan kekuasaan di antara beberapa kelompok dan tidak ada hubungannya dengan Partai Kongres Rakyat Umum baik dari dekat maupun jauh.” (Al-Arabiya, 26/3/2015).

Demikianlah, seolah-olah kemarin Partai Kongres tidak bersekutu dengan Houthi dalam perdamaian dan perang mereka! Tentu, tidak aneh jika Partai Kongres akan kembali ke jalan sebelumnya jika Houthi lebih unggul. Betapa cepat agen-agen itu ‘mengganti kulit’ sesuai peran yang digariskan untuk mereka oleh tuan-tuan mereka! Alangkah buruk apa yang mereka perbuat.

Amerika paham bahwa Houthi, pengikut AS, telah berada dalam situasi kacau. Mereka telah menyebar di negeri (Yaman), tetapi tidak bisa mendominasi dan juga tidak bisa kembali ke basis kekuatan mereka di utara. Karena itu Amerika berpandangan untuk menyelamatkan mereka dengan aksi militer terbatas dengan cara “menembak dua burung dengan satu tembakan”: Pertama, untuk menonjolkan mereka (Houthi) sebagai korban yang sebelumnya masyarakat melihat agresi mereka. Kedua, menciptakan suasana negosiasi darurat untuk sampai pada solusi jalan tengah—seperti kebiasaan Amerika—ketika tidak mampu mengambil semuanya sendirian.

Hal itu telah menjadi jelas dengan memantau apa yang telah dan sedang terjadi. Saudi berkonsultasi dengan Amerika sebelum aksi militernya di Yaman. Pihak-pihak yang melakukan peran militer secara aktif adalah agen-agen Amerika, khususnya Salman, Raja Saudi, dan al-Sisi, Presiden Mesir. Adapun negara-negara Teluk lainnya, Yordania dan Maroko lebih memainkan peran politis menurut kebiasaan Inggris dalam mendampingi Amerika. Tujuannya adalah agar Inggris berada dalam potret dan mendapat bagian dalam negosiasi-negosiasi mendatang agar bisa memperoleh pembagian pengaruh.

Aksi-aksi militer kadang kala berhasil membuka pintu negosiasi, namun kadang kala gagal. Akibatnya, masalahnya menjadi kacau kembali, menyengsarakan Yaman yang dulu bahagia pada hari yang tidak jauh, yaitu pada hari saat Bumi Yaman yang bersih tidak dimasuki oleh para agen dan orang-orang kafir penjajah.

 

Wahai Kaum Muslim:

Mereka adalah para penguasa kita. Namun, mereka itu musibah besar yang menimpa kita. Kita belum mengerahkan segenap daya upaya untuk membebaskan diri dari musibah itu hingga bencana menimpa kita secara umum; negeri menjadi terlantar, mereka membuat banyak kerusakan di negeri, kekayaan kita dirampok dan darah kita pun ditumpahkan. Kita melupakan firman Allah SWT:

﴿وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ‏ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ﴾

Peliharalah diri kalian dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang zalim saja di antara kalian. Ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya (TQS al-Anfal [8]: 25).

 

Kita pun melupakan sabda Rasul saw.:

«إِنَّ النَّاسَ إِذَا رَأَوْا ظَالِمًا، فَلَمْ يَأْخُذُوا عَلَى يَدَيْهِ أَوْشَكَ أَنْ ‏يَعُمَّهُمُ اللَّهُ بِعِقَابٍ مِنْهُ»

Sesungguhnya manusia itu, jika melihat orang zalim, lalu tidak menindak dia, maka hampir saja Allah menimpakan sanksi dari sisi-Nya secara merata (HR at-Tirmidzi dari jalur Abu Bakar ra.).

 

Mereka adalah para penguasa kita. Namun, saat Palestina, Bumi Isra’ dan Mikraj, kiblat pertama dari dua kiblat, berteriak meminta pertolongan kepada mereka, mereka tidak menolong; seolah-olah ada sumbat di telinga mereka dan ada tutup pada mata mereka. Sebaliknya, para penguasa itu bergegas patuh untuk melaksanakan berbagai kepentingan kaum kafir penjajah. Tidak terlihat pesawat-pesawat, tank-tank dan kapal-kapal perang mereka bergerak menghadapi musuh-musuh Islam dan kaum Muslim; semuanya tetap terparkir diam di baraknya. Sebaliknya, semuanya bangun dan menyalak hanya dengan isyarat dari para pemimpin politik yang tidak memelihara hubungan (kerabat) dengan orang-orang Mukmin dan tidak pula mengindahkan perjanjian. Para penguasa itu menampakkan diri sebagai orang besar di depan penduduk negeri, tetapi mereka lebih kecil dari orang kecil atau malah lebih rendah lagi di hadapan para musuh. Dilaknati Allahlah mereka. Bagaimana mereka bisa berpaling?

 

Wahai Kaum Muslim:

Penyelamatan Yaman dari ujian tidaklah dengan mendukung para pengikut Inggris atau para pengikut Amerika; juga tidak dengan berpura-pura mendukung yang ini atau yang itu. Akan tetapi, penyelamatan Yaman terjadi dengan mobilisasi warganya secara mulia, ikhlas untuk Allah SWT dan percaya kepada Rasulullah saw. untuk menghilangkan orang-orang jahat dari kedua pihak, menyelamatkan negeri dan penduduknya dari pengkhianatan mereka, dan mengembalikan Yaman ke asalnya sebagai negeri keimanan dan hikmah yang menjunjung Panji al-‘Uqab, Panji Rasulullah saw., serta berhukum pada syariah Allah SWT di dalam Khilafah ar-Rasyidah yang mengikuti manhaj kenabian.

﴿وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ – بِنَصْرِ اللَّهِ يَنْصُرُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ﴾

Pada hari (kemenangan) itu bergembiralah orang-orang beriman karena pertolongan Allah. Allah menolong orang yang Dia kehendaki dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Penyayang (TQS ar-Rum [30]: 4-5).

 

Wahai Kaum Muslim,

Wahai Warga Yaman:

Hizbut Tahrir menyampaikan seruan kepada Anda dengan kejujuran dan keikhlasan agar Anda jangan sampai bisa ditakut-takuti oleh kesombongan Amerika, para pengikut dan kelompoknya; juga jangan sampai terpedaya oleh kelicikan Inggris, para pengikut dan kelompoknya. Mereka semua adalah musuh kita. Karena itu berhati-hatilah dengan mereka. Tolonglah Allah SWT niscaya Allah SWT menolong Anda dan meneguhkan kedudukan Anda.

﴿إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ﴾‏

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedangkan dia menyaksikannya (TQS Qaf [50]: 37)

 

7 Jumada ats-Tsaniyah 1436 H

27 Maret 2015 M

 

Hizbut Tahrir

Tentang Tommy Abdillah

Founder Majelis Ilmu Ulin Nuha, Founder Rumah Tahfidz Al-Quran Ulin Nuha Medan, Praktisi Ruqyah Syar'iyyah As-syifa' Medan, Admin Taushiyah Group Whatsapp, Penulis buku Taushiyah Group BBM, Taushiyah Senja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *