Memperbanyak amal akan melahirkan keberkahan yang banyak lagi beragam. Bertambahnya ilmu, kemudahan urusan, keberkahan hidup, dan ketenangan jiwa.
Meninggalkan amal melahirkan kebingungan mana jalan kebenaran dan apa hakikat kebaikan, karena penuhnya jiwa dengan syahwat dan syubuhat.
Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullāh shallallāhu alaihi wa sallam bersabda,
بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا أَوْ يُمْسِى مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا
“Bersegeralah melakukan amalan sholih sebelum datang fitnah (musibah) seperti potongan malam yang gelap. Yaitu seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman dan di sore hari dalam keadaan kafir. Ada pula yang sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan kafir. Ia menjual agamanya karena sedikit dari keuntungan dunia.” (HR. Muslim No. 118)
Mari perbanyak amal dan bersegera dalam kebaikan agar fitnah dan musibah menjauh dalam hidup kita. Semoga Allah menjaga hingga akhir hidup kita.
Jakarta, 04 Jumad ats-Tsāni 1437 H
Salam Ta’zhīm,
Wido Supraha