DALAM menjalankan amal kebaikan,yang terberat itu adalah menjaga istiqomah.Memulai suatu kebaikan itu juga berat namun menjaga agar apa yang sudah dimulai tetap istiqomah tentunya lebih berat lagi.
Bagi yang belum terbiasa mengerjakan sholat fardhu berjamaah dimasjid,untuk memulainya sangatlah berat. Namun menjaga istiqomah dari apa yang sudah dimulai, yakni sholat fardhu berjamaah dimasjid tentunya lebih berat lagi.
Bangun di sepertiga malam lalu mengerjakan sholat tahajud,memulainya tentu saja tidaklah ringan. Namun lebih tidak ringan lagi adalah menjaga agar bangun disepertiga malam lalu mengerjakan sholat tahajudnya tetap istiqomah.
Sama juga ketika kita menjalankan ibadah puasa. Menjaga mulut, mata, hidung, telinga, tangan, kaki dan hati agar tidak melakukan maksiat kepada Allah, itu beratnya minta ampun. Namun lebih berat lagi adalah tetap istiqomah menjaga mulut, mata, telinga, hidung, tangan kaki dan hati agar tidak maksiat meskipun bulan sudah tidak lagi Ramadhan.
Untuk memulai suatu kebaikan,setelah ilmu dibutuhkan kemauan yang kuat untuk menjalankan. Sedangkan agar tetap istiqomah di jalan kebaikan di samping ilmu dan kemauan dibutuhkan kesabaran dalam menjalankan kebaikan tersebut.
Karena, pastilah setiap orang yang menempuh jalan kebaikan tidak dapat dihindari adanya godaan yang merintangi jalan yang dilaluinya. Nah, tidak adanya kesabaran inilah yang kerap menjadikan para penempuh jalan kebenaran tanggal istiqomahnya dan akhirnya banting setir belok haluan.
Karena itulah ketika Rasulullah ditanya, “Wahai Rasulullah,katakan kepadaku suatu perkataan tentang Islam, yang tidak mungkin aku tanyakan kepada siapa pun selain kepadamu.”
Rasulullah menjawab, “Katakan : ‘Aku beriman kepada Allah, lalu istiqomahlah’,” (HR. Muslim).
Wallahu a’lam bish-shawab.