Selasa , Oktober 8 2024
JalanDakwah.info

Kisah Semangkuk Bakmi

Saat berjalan tanpa tujuan, ia baru sadar bahwa ia sama sekali tidak membawa uang.
Ia melewati sebuah depot bakmi, ia lapar sekali, ingin makan semangkok bakmi. Pemilik bakmi melihat anak itu berdiri cukup lama didepan depotnya, lalu bertanya “Nak, apakah engkau ingin memesan bakmi ?”

“Ya, tapi aku tidak punya uang,” jawab anak itu dengan malu-malu.

“Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu,” jawab si pemilik depot.

Anak itu segera makan. Kemudian air matanya mulai berlinang.

“Ada apa Nak ?” tanya pemilik depot.

“Tidak apa-apa, aku hanya terharu karena seorang yang baru kukenal memberi aku semangkuk bakmi, sedangkan ibuku telah mengusirku dari rumah. Kau seorang yang baru kukenal tapi begitu peduli padaku.”

Pemilik depot itu berkata “nak, mengapa kau berpikir begitu? Renungkan hal ini, aku hanya memberimu sermangkuk bakmi dan kau begitu terharu, sedangkan ibumu telah memasak bakmi, nasi, dan lain-lain. Sampai kamu dewasa, harusnya kamu berterima kasih kepadanya.”

Anak itu kaget mendengar hal tersebut. “Mengapa aku tidak berpikir tentang hal itu?”

Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal aku begitu berterima kasih, tapi terhadap ibuku yang memasak untukku selama ber-tahun-tahun, aku tak pernah berterima kasih.

Anak itu segera menghabiskan bakminya, lalu ia bergegas pulang. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah cemas.

Ketika melihat anaknya, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Nak, kau sudah pulang, cepat masuk, Ibu telah menyiapkan makan malam.”

Mendengar hal itu, si anak tidak dapat menahan tangisnya dan menangis dihadapan ibunya.

Kadang satu kesalahan, membuat kita begitu mudah melupakan kebaikan yang telah kita nikmati tiap hari.

Sekali waktu kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang lain untuk suatu pertolongan kecil yang kita terima. Namun kepada orang yang sangat dekat dengan kita, khususnya orang tua, kita sering lupa untuk berterima kasih.

Hidup itu indah, kalau kita pandai bersyukur dan berterima kasih.

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.  (QS Al Isra ayat 23-24).

Tentang Agus Waldiono

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *