Jumat , Maret 29 2024

Kedudukan Niat Ikhlas Beribadah

Bismillaahirrahmaanirrahiim

#Kedudukan Niat Ikhlas#

Pelajaran Ayat Al-Qur’an Hari Ini :

Allah Subhana Wa ta’ala berfirman,

{وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ} [البينة : 5]

Artinya : “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS.Al-Bayyinah:5).

Note : Note : Assalamu’alaikum Wr.Wb. Saudaraku seiman, Segala puji hanyalah milik Allah SWT. Shalawat & salam senantiasa tercurahkan kpd Rasulullah Muhammad SAW, para keluarganya, sahabat2 nya & ummatnya yg istiqomah diatas sunnahnya hingga hari kiamat.

Tausiyah group WA & BBM pagi ini akan membahas kedudukan niat ikhlas dlm beramal ibadah kpd Allah SWT. Niat ikhlas memiliki kedudukan yg sangat penting sebab tanpa niat ikhlas amal ibadah seseorang tdk akan diterima oleh Allah SWT. Niat jg termasuk salah satu rukun ibadah. Niat ikhlas adl intisari dari iman sebab tdk dianggap seorang mukmin beragama dgn benar jika tdk ikhlas dlm beramal ibadah.

Al-imam Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullahu berkata, Ketahuilah sesungguhnya niat menurut arti bahasa adl satu bentuk dari keinginan. Meskipun ada yg membedakan antara kata iradah, qushd, niyah & ’azam, namun bukan di sini tempat utk membahasnya. Menurut ulama niat mempunyai dua makna.

Pertama, utk membedakan antara satu ibadah dgn ibadah yg lain, seperti utk membedakan shalat dzhuhur dgn shalat Ashar, utk membedakan antara puasa Ramadhan dgn puasa sunat atau utk membedakan antara ibadah dgn adat kebiasaan seperti utk membedakan antara mandi wajib dgn mandi utk menyegarkan atau membersihkan badan. Makna niat seperti ini adl yg paling banyak dijumpai dlm kitab2 fiqih.

Kedua, utk membedakan tujuan melakukan suatu amalan, apakah tujuannya adl krn Allah saja atau krn Allah & juga lain-Nya.
Perbuatan yg tdk disertai dgn niat maka perbuatan tersebut tdk diakui oleh hukum syara’ & tdk ada kaitannya dgn tuntutan (thalab) atau tawaran utk memilih (takhyir).

Allah SWT berfirman,

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

Artinya : “(Allah-lah) yg menciptakan kematian & kehidupan supaya Dia menguji kalian, siapa di antara kalian yang lebih baik amalannya. Dia adalah Al -Aziz (Maha Perkasa) Al Ghafur (Maha Pengampun).”(QS.Al-Mulk: 2).

Al-Imam Fudhail bin iyadh rahimahullahu (W 187) menafsirkan surat Al-mulk ayat 2 ayat diatas pd kalimat :
(أَحْسَنُ عَمَلًا

Yg lbh baik amalannya adl yg amalannya paling ikhlas & paling benar. Suatu amalan tidaklah diterima (oleh Allah) sampai amalan itu dilakukan secara ikhlas & benar. Yg dimaksud dgn ikhlas adl apabila ditujukan hanya kpd Allah SWT. Dan yg dimaksud dengan benar adl apabila amalan itu sesuai dgn sunnah.(Ref : Kitab Tafsir Al-Baghawi, Ma’alimut Tanzil 8/176).

Sebuah riwayat dari Umar bin khatab r.a,
ٍعَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

Artinya : Dari Umar r.a bhw Rasulullah SAW bersabda, “Amal itu tergantung niatnya & seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah & Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah & Rasul-Nya, dan barang siapa yg hijrahnya karena dunia atau krn wanita yg hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR.Bukhari & Muslim).

Hadits ini menunjukkan bhw niat itu sbg barometer utk menilai sahnya amalan. Bila niatnya baik, maka amalnya baik & bila rusak, maka rusak pula amalnya. Jika dijumpai suatu amalan & dibarengi oleh niat, maka, maka iya punya 3 keadaan:

Pertama, ia melakukan hal itu karena takut kpd Allah & ini ibadahnya hamba.

Kedua, ia melakukan hal itu karena mencari surga & pahala, ini ibadahnya pedagang.

Ketiga, ia melakukan hal itu krn malu kepada Allah, menunaikan hak ubudiyah & menunaikan rasa syukur. Kendati demikian ia merasa dirinya lalai & bersamaan dgn itu hatinya merasa takut. Karena ia tdk tahu apakah amalnya diterima ataukah tidak? Ini ibadahnya orang2 merdeka.(Ref : Imam Nawawi, Kitab Syarah Hadist Arabain hal 5).

Al-imam Fudhail bin iyadh rahimahullahu mengatakan, “Meninggalkan amal krn manusia adalah riya’ & beramal krn manusia adl syirik. Sedangkan ikhlas adl bila Allah menyelamatkan anda dari keduanya.” Artinya, siapa yg berniat beribadah tp meninggalkannya krn khawatir dilihat manusia, maka ia berbuat riya’ krn ia meninggalkan amalan krn manusia.

Semoga kita mampu menjaga & meluruskan niat dlm setiap beramal ibadah semata2 utk mengharapkan ridha dari Allah SWT semata. Aamiin ya rabb..

Wallahu a’lam

By : Tommy Abdillah

Mari bergabung dgn Group Tausiyah WA & BBM. Invite WA 081364815366, PIN BBM 51D6D2F2.

Tentang Tommy Abdillah

Founder Majelis Ilmu Ulin Nuha, Founder Rumah Tahfidz Al-Quran Ulin Nuha Medan, Praktisi Ruqyah Syar'iyyah As-syifa' Medan, Admin Taushiyah Group Whatsapp, Penulis buku Taushiyah Group BBM, Taushiyah Senja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *