Selasa , Desember 3 2024
JalanDakwah.info

Cita-citaku di Pesantren

NAMAKU Haura. Setiap tahun atau kenaikan kelas aku selalu mempunyai rencana-rencana tertentu. Saat di SD dulu, rencanaku adalah untuk mendapat nilai yang tingi, seperti semua teman di kelasku. Namun, seiring berjalannya waktu, aku sadar bahwa rencanaku tahun ini bukan hanya sekadar itu.

Aku ingat, dialog antara aku dan wali kelas kami, Bu Desi saat di SD dulu. Tiga bulan sebelum kelulusan, saat itu Bu Desi bertanya padaku, “Apa rencanamu saat SMP nanti?”

Saat itu aku menjawab, “Aku berencana untuk menghafal satu juz selama sebulan dan membaca Al-Qur’an tiga juz satu hari.”

Bu Desi tersenyum, lalu berkata, “Rencanamu kali ini berbeda dengan temen-temenmu. Luar Biasa! Ibu yakin kamu pasti bisa, walau mungkin akan ada beberapa masalah atau cobaan saat kamu melakukan semua itu.”

Aku menganggukan kepala pelan. “Ya… Pasti Bu, entahlah saat di SD saja aku menghafal sehalaman sehari jarang, bagaimana saat aku di Pesantren nanti,” ujarku.

“Karena keadaannya berbeda,” ujar Bu Desi. Lalu beliau menatapku lembut, “Lingkungan dan keadaan di pesantren nanti pasti berbeda, apa nama pesantrennya?“

“Ma’rifatussalaam,” jawabku.

“Ya! Di Ma’rifatussalaam nanti kau akan lebih baik, Ibu yakin itu. Esok lusa, Ibu akan melihatmu Haura, murid Ibu Desi di SD yang sudah menjadi penghafal Al-Qur’an.”

Aku selalu ingat dialog itu. Aku tahu semua ucapan Bu Desi benar. Saat ku SD, keadaan dan juga lingkungannya tidak mendukung. Banyak temanku yang lebih sering menonton TV daripada membaca, sering mendengarkan musik daripada Murotal, dan aku bisa dibilang terbawa oleh arus itu, walau tidak separah teman-temanku.

Aku sungguh-sungguh dengan jawabanku pada Bu Desi saat itu. Rencana untuk menghafal satu juz selama sebulan dan membaca Al-Qur’an tiga Juz sehari. Bukan hanya itu, aku juga berencana untuk membuat tulisan setidaknya tiga kali dalam seminggu saat di Ma’rifatussalaam nanti, dan yang lebih penting seorang penghafal Al-Qur’an.

Aku berada di Ma’rifatussalaam ini karena Allah. Dan aku yakin Insyaallah aku bisa melakukan semua rencanaku. Dengan pertolongan Allah. Tapi aku juga tahu, pasti akan ada cobaan atau penghalang saat aku sedang melakukan semua itu. Misalnya saja, karena tugas atau malas, bisa juga karena bosan.

Namun aku juga yakin bahwa Insyaallah aku bisa melawan semua penghalang itu. Dengan iman serta keyakinan yang kuat. Lama-kelamaan aku pasti akan terbiasa dengan semua perubahan yang akan kulalui.

Tentang Agus Waldiono

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *