Rabu , April 2 2025
JalanDakwah.info

Mata Uang Kertas VS Mata Uang Dinar Emas

Rasulullah SAW pernah menyatakan di dalam surat beliau yang dikirimakan kepada penduduk Yaman, Bahwa di dalam pembunuhan jiwa itu terdapat diyat berupa 100 ekor unta, dan terhadap pemilik emas ada kewajiban sebanyak 1000 dinar.” (HR.Nasai dan Amri bin Hazam).

Note : Assalamu’alaikum Wr.wb. Saudaraku seiman, Tausiyah group WA pagi ini masih membahas Ekonomi Islam menyoroti tentang mata uang kertas yang sangat rendah nilainya. Mengutip berita online : 
Laju rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi memburuk saat mengawali perdagangan di bulan April 2015. Hal tersebut dapat terjadi, jika rilis data ekonomi dalam negeri, seperti inflasi dan neraca perdagangan tidak sesuai ekspektasi pasar.( http://m.news.viva.co.id/news/read/608420-prediksi-rupiah-1-april-2015-tembus-13-080-13-089).

Apa yang menyebabkan mata uang kertas sering melemah? Transaksi derivatif dipasar uang dan pasar modal merupakan salah satu pilar sistem ekonomi kapitalisme. Dalam pasar uang terjadi transaksi mata uang sehingga uang yang seharusnya hanya berfungsi sebagai alat tukar juga memiliki fungsi sebagai komoditas yang diperdagangkan dan menjadi alat spekulasi. Akibatnya nilai tukar uangpun mengalami fluktuasi mengikuti hukum penawaran dan permintaan. Ketika Dollar AS dijadikan sebagai standart mata uang dunia maka semakin banyak yang memburu Dollar hingga nilai mata uang yang lain justru melemah. Kondisi inilah yang menyebabkan kondisi ekonomi dunia menjadi rentan dan pada saat yang sama kondisi politik internasional pun menjadi tidak stabil dan mudah direkayasa. (Ref : Siti nafidah, Makalah saatnya sistem ekonomi Islam menggantikan sistem ekonomi kapitalisme).

Syekh Taqiyuddin An-nabhani rahimahullah didalam kitab An-Nidzam Al-Iqtishadi Fi Al-Islam (Sistem ekonomi Islam) menjelaskan, uang adalah standar nilai pada barang dan jasa sehingga dalam konteks ekonomi Islam, uang di defenisikan sebagai sesuatu yang dipergunakan untuk mengukur harga setiap barang dan jasa. Rasulullah SAW telah menetapkan emas dan perak sebagai mata uang. Beliau menjadikan hanya emas dan perak saja sebagai standar uang bukan kertas. Uang saat ini telah berubah fungsi bukan hanya sebatas alat tukar tapi dijadikan sebagai komoditas dan diperjual-belikan. Uang kertas awalnya dipergunakan hanya sebagai bukti terima barang dan jasa atau  kwitansi tapi kemudian berkembang menjadi alat tukar. Uang kertas atau fiat money adalah salah satu pilar sistem ekonomi kapitalisme. Uang kertas itu penuh muslihat karena nilai nominal yang terkandung didalamnya tidak sesuai dengan nilai intrinsik zatnya sehingga uang kertas sangat rentan terjadi inflasi dan depresiasi. Sebagai suatu perbandingan, dahulu ditahun 90-an harga 1 Kg beras kualitas sedang seharga Rp.700 tapi hari ini seharga Rp.10.000 berapa persentase kenaikannya? Kemudian bandingkan dengan uang Dinar dan Dirham yang memiliki nilai nominal sebanding dengan nilai zatnya yaitu emas dan perak. 1 Dinar=4,25 gr emas 22 karat. Pada masa Rasulullah SAW seekor kambing harganya sekitar 1 Dinar, saat ini harga kambingpun harganya sekitar 1,5 Jt atau sama dengan 1 Dinar. Inilah bukti bahwa uang emas dan perak tahan terhadap inflasi dan depresiasi. 

Emas tidak pernah lengkang oleh zaman juga tidak akan berkarat. Semakin lama nilai emas semakin tinggi nilainya dan sebaliknya uang kertas semakin lama semakin tak berarti nilainya. Bila telah terbukti sistem ekonomi kapitalisme bathil dan merusak, sementara sistem Islam itu mulia serta pasti benar lalu mengapa manusia masih berpaling darinya?. Kebijakan ekonomi tidak dapat dipisahkan dari kebijakan politik, selama sistem Demokrasi yang diterapkan maka selama itu pula sistem ekonomi kapitalisme diterapkan. Saatnya kita kembali kpada sistem ekonomi Islam dan tinggalkan sistem ekonomi kapitalisme dalam bingkai Syari’ah dan Khilafah.

Wallahu a’lam

By : Tommy Abdillah

 

Tentang Tim Jalan Dakwah