بسم الله الرحمن الرحيم
: Pelajaran Hadist Hari Ini
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَتَلَ قَتِيلًا مِنْ أَهْلِ الذِّمَّةِ لَمْ يَجِدْ رِيحَ الْجَنَّةِ وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ أَرْبَعِينَ عَامًا
Artinya : “Barangsiapa membunuh seorang kafir dzimmi, maka dia tidak akan mencium bau surga. Padahal sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan empat puluh tahun.” (HR.An-Nasa’i. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Saudaraku seiman, Segala puji hanyalah milik Allah Subhana wa ta’ala. Shalawat & salam senantiasa tercurahkan kpd Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, para keluarganya, sahabat2 nya & ummatnya yg istiqomah diatas sunnahnya hingga hari kiamat. Utk meningkatkan pemahaman Islam Kaffah Tausiyah group WA & BBM pagi ini akan membahas politik Islam tentang kedudukan orang2 non muslim yg hidup dlm negara/Daulah Khilafah Islam.
Stereotip yg dibangun oleh media2 sekuler liberal adl kampanye Islamophobia bhw Islam adl agama radikal & penerapan Syari’at Islam melanggar hak azasi manusia (HAM) yg tdk berprikemanusiaan serta menomor duakan orang2 non muslim. Orang2 sekuler menganggap bhw penerapan hukum Islam atas non muslim hanya berujung pd kerusuhan, pertumpahan darah & perpecahan. Sebagaimana gambaran negara Khilafah ala ISIS yg menyesatkan publik.
Sejak Islam diterapkan pertama kali secara kaffah (integral) dlm kehidupan bermasyarakat & bernegara oleh Rasulullah SAW di Madinah Al-munawarah masyarakat yg hidup didlmnya adl heterogen. Masyarakat Madinah adl multi etnis & multi agama, ada agama Nasrani, Yahudi & Islam. Piagam Madinah sbg dasar konstitusi Negara Islam pertama mengatur dgn jelas kedudukan orang2 non muslim.
Didlm hukum Islam, warga negara Khilafah yg non muslim disebut dgn kafir dzimmi. Istilah dzimmi berasal dari kata dzimmah yg berarti “kewajiban utk memenuhi perjanjian”. Islam menganggap semua orang yg tinggal di Negara Khilafah sbg warga negara Negara Islam & mrk semua berhak memperoleh perlakuan yg sama. Tdk boleh ada diskriminasi antara Muslim & dzimmi. Negara harus menjaga & melindungi keyakinan, kehormatan, akal, kehidupan & harta benda mrk. Sebagaimana penjelasan hadist Rasulullah SAW diatas.
Adapun perlakuan umum thp non muslim dpt diringkas sbb :
1. Islam tdk memaksa non muslim utk memeluk ajaran Islam. Islam jg tdk memberangus tempat2 peribadatan mrk. Allah SWT berfirman,
لاَ إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ
Tidak ada paksaan utk (memasuki) agama (Islam). (QS.Al-Baqarah: 256).
Orang kafir yg hidup didlm Daulah Khilafah Islam akan mendapatkan perlakuan & hak yg sama dgn kaum muslimin. Harta & darah mrk terjaga sebagaimana terjaganya darah & harta kaum muslimin.
2. Orang2 kafir dzimmi tdk dipaksa meninggalkan agama mrk akan tp mrk yg terkategori mampu diwajibkan membayar jizyah (pajak) setahun sekali. Jizyah diambil dari orang2 dewasa yg sehat akalnya. Jizyah tdk dikenakan pd anak2 kecil, orang gila, ataupun wanita. Besaran jizyah tdk diatur secara pasti, namun diserahkan pd ijtihad Khalifah. Pd masa Khalifah Umar bin khatab r.a besaran jizyah adl 4 dinar (1 dinar : 4,25 gram emas). Perintah Jizyah bisa dilihat QS.Attaubah:29.
3. Sembelihan hewan Ahlu kitab kafir dzimmi & wanita mrk adl halal bagi kaum muslimin. Allah SWT berfirman,
Artinya : Pd hari ini dihalalkan bagimu yg baik2. Makanan (sembelihan) orang2 yg diberi Al-Kitab itu halal bagimu & makanan kamu halal pula bagi mereka. (Dan dihalalkan mengawini) wanita2 yg menjaga kehormatan di antara wanita2 yg beriman, dan wanita2 yg menjaga kehormatan di antara orang2 yg diberi Al-Kitab sebelum kamu, bila kamu tlh membayar mas kawin mereka dgn maksud menikahinya, tdk dgn maksud berzina & tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik. Barang siapa yg kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum2 Islam) maka hapuslah amalannya & ia di hari akhirat termasuk orang2 merugi.(QS.Al-Maidah:5).
4. Dlm hal muamalah (ekonomi) kaum muslimin dipersilahkan utk bermuamalah dgn mrk sesuai dgn ketentuan syari’at Islam. Sprti jual beli & syirkah (usaha bersama).
5. Dalam hal makanan & pakaian, orang2 non muslim berhak mengikuti aturan agama mrk tentang tata kehidupan publik. Mazhab Imam Abu Hanifah menyatakan: Islam membolehkan ahlu dzimmah meminum minuman keras, memakan daging babi & menjalankan segala aturan agama mrk dlm wilayah yg diatur oleh syariat.
6. Non muslim wajib mengikuti Syariat Islam dlm masalah hubungan sosial kemasyarakatan seperti sistem sanksi, sistem peradilan, sistem pemerintahan, ekonomi & kebijakan luar negeri, diterapkan oleh Negara Islam pd semua orang secara sama tanpa memandang Muslim atau non muslim.
(Ref : Ust.Fatih Syamsudin Ramadhan, Panduan lurus memahami Khilafah Islamiyah menurut kitab kuning, hal 546-550).
Seorang orientalis Inggris Thomas Walker Arnold (1864-1930), didlm bukunya The Preaching of Islam, menuliskan bagaimana perlakuan yg diterima oleh non muslim yg hidup di bawah pemerintahan Daulah Khilafah Utsmaniyah. Dia menyatakan,Sekalipun jumlah orang Yunani lbh banyak dari jumlah orang Turki di berbagai provinsi Khilafah yg ada di bagian Eropa, toleransi keagamaan diberikan kpd mrk, dan perlindungan jiwa & harta yg mrk dapatkan membuat mrk mengakui kepemimpinan Sultan atas seluruh umat Kristen.
Semoga janji Allah SWT akan segera terwujud bagi kaum muslimin yakni tegaknya kembali Khilafah Islam sesuai dgn manhaj/metode kenabian shg ummat Islam & ummat non muslim dpt hidup makmur, adil & sejahtera dibawah naungan Islam.
Wallahu a’lam
By : Tommy Abdillah
assalamualaikum…
izin bertanya ustad, di daulah khilafah kan negara tidak mengambil pajak penghasilan kepada kaum muslim tapi mewajibkan bayar zakat fitrah, zakat mal, dan zakat2 lainnya. Bagaimana dengan orang kafir apakah selain bayar jizyah mereka wajib membayar pajak penghasilan?