#MuhasabahDiriPart3
أَدْفِنْ وُجُوْدًكَ فِي أَرْضِ الْخُمُوْلِ فَماَ نبتََ َمِمَّا لَمْ يُدْفَن لاَ يَتِمُّ نتَاجُهُ ( ابن عطاء الله )
“Tanamlah (kuburlah) keberadaanmu di bumi yg tak dikenal org. Tumbuhan yg belum ditanam tidak akn sempurna hasilnya” (Ibnu Atho’illah)
Saudaraku..
Banyak di antara kita yg selalu mencari populiritas. Sehingga setiap gerak-gerik dan kegiatannya ingin dikenal dan dikenang oleh orang lain. Dia merasa bangga jika ada yg mengenal dan memujinya.
Ibnu Atho’illah menasihati kita dg sebuah hikmah di atas yg bermaksud usahakan keberadaanmu tdk dikenal orang dan mengumpamakan tumbuhan yg tdk ditanam tdk akn sempurna hasilnya. Sebagaimana yg kita ketahui tumbuhan mengalami 2 fase agr tumbuh dg bagus; fase penanaman dan fase preservasi. Begitu jg dg manusia. Jika ingin menjadi mukmin yg berkualitas dan tumbuh dg sempurna dlm pandangan Allah maka tanamlah diri ini di bumi yg jauh dri ketenaran dan rawatlah ia sampai menjadi jiwa yg paripurna di sisi Allah.
Akhirul Kalam .Hadist Rasulullah:
عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ , أَنَّهُ خَرَجَ يَوْمًا إِلَى مَسْجِدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , فَوَجَدَ مُعَاذَ بْنَ جَبَلٍقَاعِدًا عِنْدَ قَبْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَبْكِي , فَقَالَ : مَا يُبْكِيكَ ؟ قَالَ : يُبْكِينِي شَيْءٌ سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , يَقُولُ : ” إِنَّ يَسِيرَ الرِّيَاءِ شِرْكٌ , وَإِنَّ مَنْ عَادَى لِلَّهِ وَلِيًّا فَقَدْ بَارَزَ اللَّهَ بِالْمُحَارَبَةِ , إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْأَبْرَارَ الْأَتْقِيَاءَ الْأَخْفِيَاءَ , الَّذِينَ إِذَا غَابُوا لَمْ يُفْتَقَدُوا , وَإِنْ حَضَرُوا لَمْ يُدْعَوْا , وَلَمْ يُعْرَفُوا قُلُوبُهُمْ مَصَابِيحُ الْهُدَى , يَخْرُجُونَ مِنْ كُلِّ غَبْرَاءَ مُظْلِمَةٍ ”
“Dari Umar bin Khattab, bahwa suatu ketika dia keluar menuju masjid Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lalu berjumpa dengan Mu’adz bin Jabal yang sedang duduk di sisi Kuburan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sambil menangis. Maka ia pun bertanya, “Apa yang membuatmu manangis?” Mu’adz menjawab, “Aku menangis karena sesuatu yang aku dengar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya riya’ yang paling ringan pun sudah terhitung syirik, dan sesungguhnya orang yang memusuhi wali Allah maka dia telah menantang bertarung dengan Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang baik lagi bertakwa dan tidak dikenal, yaitu orang-orang yang apabila menghilang maka mereka tidak dicari-cari, dan jika mereka hadir maka mereka tidak di kenal, hati mereka ibarat lentera-lentera petunjuk yang muncul dari setiap bumi yang gelap.”(HR. Ibnu Majah:3987).
Semoga kita terhindar dari perbuatan riya’ sekecil apapun.
Akhukum
Robi Kurniawan