Pelajaran Hadist Hari Ini :
عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ دَفَعَ إِلَى يَهُودِ خَيْبَرَ نَخْلَ خَيْبَرَ وَأَرْضَهَا عَلَى أَنْ يَعْتَمِلُوهَا مِنْ أَمْوَالِهِمْ وَلِرَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- شَطْرُ ثَمَرِهَا
Artinya : “Dari Nafi’ dari ‘Abdullah bin ‘Umar, bahwasannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyerahkan kepada bangsa Yahudi Khaibar kebun kurma dan ladang daerah Khaibar, agar mereka yang menggarapnya dengan biaya dari mereka sendiri, dengan perjanjian, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapatkan separuh dari hasil panennya.”(HR.Bukhari No.2329 dan Muslim No.1551).
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Saudaraku seiman, Segala puji hanyalah milik Allah Subhana wa ta’ala. Shalawat & salam senantiasa tercurahkan kpd Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallan, para keluarganya, sahabat2 nya & ummatnya yg istiqomah diatas sunnahnya hingga hari kiamat. Tausiyah group WA & BBM pagi ini akan membahas Ekonomi Islam yaitu tentang : mengenal syirkah mudharabah atau bagi hasil.
Agama Islam adl agama yg sempurna & tdk ada agama yg lbh sempurna dari Islam. Kesempurnaan agama Islam tampak dari ajaran yg terkandung didlmnya mengatur tauhid, ibadah, akhlaq & sistem kehidupan termasuk didlm masalah ekonomi atau muamalah. Sistem ekonomi Islam tlh mengatur tentang jual beli perdagangan, bidang jasa, kepemilikan harta, pengembangan harta, mata uang hingga pengelolaan sumber daya alam. Salah satu dari tata cara pengembangan harta adl Syirkah. Kata syirkah dlm bahasa Arab berasal dari kata syarika-yasyraku-syarikan wa syirkatan artinya menjadi sekutu atau serikat (Ref : Kamus Al-munawir hal 765). Secara istilah syirkah adl : “suatu akad serikat dagang antara 2 pihak, pihak pertama sbg pemodal, sedangkan pihak kedua sbg pelaksana usaha & keuntungan yg diperoleh dibagi antara mereka berdua dlm persentase yg tlh disepakati antara keduanya. (Ref : Kitab Aqdul Mudharabah Fil Fiqhil Islamy, Dr. Zaid bin Muhammad Ar-Rummaani hal 14).
Syirkah hukumnya adl mubah/boleh. Rukun syirkah ada 3 : adanya ijab qabul (shighat), adanya 2 pihak yg beraqad (‘aqidani) & adanya objek aqad (ma’qud ‘alayhi). (Ref : Al-jazairi, Al-fiqh ‘ala al-madzahib hal 69). Jenis syirkah ada 5 yaitu : Syirkah ‘inan, syirkah ‘abdan, syirkah mudharabah, syirkah wujuh & syirkah mufawadhah (Ref : Syaikh Taqiyuddin An-nabhani, Nizham Al-iqtishadi fi Al-islam hal 150). Pd kesempatan kali ini kita akan membahas syirkah mudharabah. Syirkah mudharabah adl : syirkah antar badan dgn modal. Artinya satu pihak menyerahkan modalnya kpd pihak lain utk diusahakan dlm satu aktivitas bisnis. Pihak yg memberikan modal disebut shahib al-mal, sedangkan pihak yg berkontribusi badan bertindak sbg pengelola atau mudharib.(Hafiz Abdurahman, Bisnis & Muamalah Kontemporer hal 26).
Rukun aqad mudharabah ada 5 yaitu : Modal, jenis usaha, Keuntungan, Shighot (pelafalan transaksi), Dua pelaku transaksi, yaitu pemilik modal & pengelola. (Imam Nawawi, Kitab Ar-Raudhah jilid 5 hal 117).
Dlm syirkah ini kewenangan melakukan tasharruf (menjalankan bisnis) hanyalah menjadi hak pengelola (mudharib). Pemodal tdk berhak turut campur dlm tasharruf. Namun pemodal boleh menetapkan syarat2 tertentu atas pengelolaan syirkah itu yg tdk bertentangan dgn hukum syara’. Keuntungan yg diperoleh dibagi sesuai dgn ketentuan yg disepakati pd akad syirkah, sedangkan kerugian ditanggung oleh pemodal sesuai dgn porsi modal masing2. Sebab didlm mudharabah berlaku hukum wakalah (perwakilan) sementara seorang wakil tdk menanggung kerusakan harta atau kerugian dana yg diwakilkan kepadanya. Bila usaha mengalami kerugian pengelola turut menanggung kerugian jika hal itu disebabkan kesengajaannya ayau melanggar syarat2 yg tlh ditetapkan oleh pemodal.(Ref : Kitab Al-khayyath asy-syarikat fi asy-syari’ah al-islamiyah, jilid 2 hal 66).
Aqad mudahrabah dpt menjadi batal bila :
1. Tdk terpenuhinya salah satu atau beberapa syarat Mudharabah
2. Pengelola dgn sengaja meninggalkan tugasnya sbg pengelola modal atau pengelola modal berbuat sesuatu yg bertentangan dgn tujuan akad.
3. Apabila pelaksana atau pemilik modal meninggal dunia atau salah seorang pemilik modal meninggal dunia, mudharabah menjadi batal
Kini bisnis syirkah tdk hanya dilakukan oleh 2 orang individu atau lbh tp sdh sampai kpd level yg lbh besar yaitu korporasi perusahaan shg perlu dijalankan aturan mudharabah sesuai dgn koridor hukum syara’ agar tdk timbul sepihak diuntungkan & pihak yg lain dirugikan.
Wallahu a’lam
By : Tommy Abdillah