Selasa , November 12 2024
JalanDakwah.info

Wujud Mencintai Nabi Muhammad SAW

Oleh : Tommy Abdillah, ST

Artikel ini telah dimuat di rubrik opini Batam Pos pada tgl 9 January 2015

Pada tanggal 12 Rabi’ul awwal 1436 H beberapa hari yang lalu sebagian dari kaum muslimin memperingati lahirnya manusia paling mulia dan paling sempurna yaitu Nabi Muhammad SAW. Kemuliaan dan kesempurnaan diri Rasulullah SAW diakui oleh seorang Astrofisikawan Michael H.Hart didalam bukunya 100 tokoh paling berpengaruh sepanjang masa yang menempatkan Nabi Muhammad SAW sebagai tokoh pertama yang paling berpengaruh didunia. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dilakukan oleh sebagian umat Islam tentu memiliki tujuan. Di antaranya yang terpenting adalah dapat terus menumbuhkan sekaligus memelihara kecintaan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Ekspresi kecintaan kepada Rasulullah SAW salah satunya diwujudkan dengan memperingati kelahirannya melalui rangkaian acara seremonial dakwah mulai dari mesjid, sekolah maupun institusi lembaga swasta maupun pemerintahan.

Mencintai Nabi SAW adalah kewajiban bagi setiap ummatnya. Sebaliknya, tidak mencintai Beliau SAW  apalagi sampai membenci Beliau adalah sebuah kemaksiatan. Apalagi Allah SWT telah menyandingkan kecintaan kepada Nabi SAW dengan kecintaan kepada-Nya. Allah bahkan telah mencela orang yang mencintai sesuatu melebihi kecintaannya kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT berfirman, Katakanlah : “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Rasulullah), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Imran: 31)

Imam Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat ini berkata, Ayat yang mulia ini merupakan hakim (pemutus perkara) bagi setiap orang yang mengaku mencintai Allah, akan tetapi dia tidak mengikuti jalan (sunnah) Rasulullah SAW maka dia adalah orang yang berdusta dalam pengakuan tersebut dalam masalah ini, sampai dia mau mengikuti syariat dan agama (yang dibawa oleh) Nabi Muhammad SAW dalam semua ucapan, perbuatan dan keadaannya.(Tafsir Ibnu Katsir, 1/477).

Perwujudan Cinta Hakiki kepada Rasulullah SAW.

Perwujudan cinta hakiki kepada Rasulullah SAW tidak hanya sampai pada tataran memperingati kelahirannya dengan berbagai macam acara seremonial semata yang terkadang hilang begitu saja tanpa meninggalkan makna. Wujud kecintaan kepada Rasulullah Muhammad SAW dapat dirinci antara lain sebagai berikut :

Pertama: Mentauhidkan Allah SWT Sebab diutusnya para rasul, termasuk Rasulullah Muhammad  SAW adalah untuk menyeru manusia kepada tauhid yang murni dan menentang syirik (Lihat: QS.An-Nahl:36).

Kedua: Mempelajari, memahami dan mengamalkan al-Quran yang Beliau bawa, sebagai petunjuk dan rahmat bagi umat manusia (Lihat: QS An-Nahl:89). Dalam hal ini Ibnu Mas’ud r.a pernah berkata, Janganlah seseorang meminta untuk dirinya kecuali al-Quran. Jika dia mencintai al-Quran berarti dia mencintai Allah dan Rasul-Nya.

Ketiga: meneladani segala ucapan dan perbuatan Nabi SAW. Allah SWT berfirman,  Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS.Al-Ahzab:21).

Keempat: mencintai mereka yang dicintai Nabi SAW (seperti istri-istrinya, keluarga dan Sahabatnya, serta seluruh umat Islam yang berpegang teguh dengan ajarannya) serta membenci orang yang dibenci Beliau (seperti orang-orang kafir yang memusuhi Islam dan kaum Muslim).

Kelima: membela Nabi SAW dari serangan orang-orang kafir dan munafik, sebagaimana akhir-akhir ini semakin terang-terangan dilakukan oleh mereka seperti menghina dan mencela Rasulullah SAW melalui karikatur kartun.

Keenam: mentaati semua perintah Nabi SAW dan menjauhi larangan Beliau. Allah SWT berfirman, Apa yang Rasul perintahkan kjepada kalian, terimalah; apa yang Beliau larang atas kalian, tinggalkanlah. (QS.Al-Hasyr:7).

Ketujuh: mengemban risalah Beliau, yakni mendakwahkan syariah yang Beliau bawa. Allah SWT berfirman: Hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyerukan al-khayr (Islam) serta melakukan amar makruf nahi mungkar. (QS.Al- Imran:103)

Menegakkan Syariah: Puncak Kecintaan kepada Rasulullah SAW

Nabi Muhammad SAW adalah rasul Allah. Sebagai rasul, Nabi Muhammad SAW tentu diutus oleh Allah untuk mengemban risalah-Nya yang tidak lain adalah syariah-Nya kepada seluruh umat manusia. Karena itu misi utama Rasulullah Muhammad SAW adalah menegakkan syariah Allah di tengah-tengah umat manusia. Itulah yang dilakukan Beliau sepanjang usianya sejak Beliau diangkat sebagai utusan Allah SWT. Tidak kurang 23 tahun lamanya Beliau berjuang menegakkan syariah Allah di tengah-tengah umat manusia saat itu, dengan mengorbankan harta bahkan jiwa Beliau. Selama itu, Beliau dihadapkan pada banyak ancaman, halangan, tantangan bahkan gangguan yang luar biasa dari orang-orang kafir musuh Allah. Mereka melakukan semua itu tidak lain untuk menghentikan dakwah Beliau.

Namun atas pertolongan Allah, Rasulullah SAW berhasil melewati semua itu. Pada akhirnya, Beliau pun berhasil menegakkan syariah Allah dalam wadah negara (dawlah) di bumi Madinah untuk yang pertama kalinya. Daulah Islam di Madinah masa Nabi SAW. kemudian berhasil menggabungkan wilayah-wilayah sekitarnya di Jazirah Arab ke dalam pangkuannya. Sejak saat itulah Islam bangkit menjadi mercusuar peradaban gemilang yang menguasai hampir 2/3 dunia hingga runtuhnya Khilafah Utsmani pada tahun 1924.

Penutup

Dari paparan di atas, jelas bahwa menegakkan syariah Islam merupakan puncak perwujudan kecintaan kepada Rasullah SAW. Menegakkan syariah Islam tentu harus secara kâffah, yakni mencakup seluruh aspek kehidupan: pendidikan, sosial, politik, hukum ekonomi, budaya dll. Semua itu tidak mungkin tegak kecuali dengan adanya negara. Itulah yang telah dicontohkan oleh Baginda Rasulullah SAW yang kemudian dilestarikan oleh para sahabat Beliau itulah Khilafah. Wallahu a’lam

 

Tentang Tommy Abdillah

Founder Majelis Ilmu Ulin Nuha, Founder Rumah Tahfidz Al-Quran Ulin Nuha Medan, Praktisi Ruqyah Syar'iyyah As-syifa' Medan, Admin Taushiyah Group Whatsapp, Penulis buku Taushiyah Group BBM, Taushiyah Senja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *