APA kau merasa sudah baik? Dan melihatku sebagai manusia yang baik pula? Tapi, kebaikanmu dan kebaikanku, bukan jaminan bahwa Allah juga menghendaki kita ‘baik’ jika bersatu. Karena di luar sana, ada banyak lelaki yang sama baiknya denganmu, dan banyak wanita yang jauh lebih baik dariku, yang mungkin Allah tuliskan untuk menjadi jodoh kita masing-masing.
Apa kau merasa sudah begitu cantik? Dan memandangnya sangat tampan? Namun kesempurnaan fisik kalian juga bukan sebuah tanda pasti bahwa kalian pantas berjodoh. Karena banyak lelaki yang lebih tampan, dan wanita yang lebih cantik yang mungkin saja jodoh kalian. Atau mungkin takdirmu, tak ‘seideal’ apa yang kau perkirakan selama ini.
Apa kau merasa berpendidikan tinggi. Dan si dia berkarir mapan? Lantas kalian menjadi sepadan untuk bersatu?
Apa kau merasa aku lebih muda, dan dirimu lebih tua. Sehingga lebih mudanya usia pihak perempuan ketimbang lelaki menjadi jaminan, bahwa kau akan bersikap dewasa dan sanggup mengayomiku yang masih kekanak-kanakan? Atau yang terjadi malah sebaliknya?
Apa kau merasa dia adalah yang terbaik. Karena di matamu, hampir semua kriteria suami atau istri idamanmu ada padanya?
Apa kau merasa pasti berjodoh, hanya dengan satu syarat yang seolah mutlak; kamu mencintaimu dan dia pun merasakan hal yang sama?
Dan berbagai poin-poin lainnya yang sering menjadi standar, kriteria, tipe ideal … Atau apa pun lah istilahnya. Namun, jika Allah tidak berkehendak, maka aku dan kamu, atau kamu dan dia tidak akan pernah saling menggenapi.
Itu mengapa jodoh adalah misteri.
Jika jarak dianggap hambatan, harusnya kita ingat betapa mudahnya Allah menyatukan Nabi Adam AS dan Siti Hawa, usai dikeluarkan dari surga.
Jika usia lelaki harus lebih tua, dan secara materi mesti lebih mapan atau kaya dari pihak wanita. Agaknya kita harus belajar dari kisah bersatunya Nabi Muhammad SAW dan Siti Khadijah.
Dan masih banyak lagi fakta nyata di sekitar kita yang jika mau direnungkan, akan membuat kita sampai di titik, bahwa perkara jodoh itu sungguh mutlak rahasia-Nya. Apa yang di mata manusia kelihatan tak sepadan, siapa tahu di mata Allah sangat pantas untuk saling membersamai.
Maka jika hari ini, hati kita masih tertambat atau condong pada satu nama … lekas minta pada Allah untuk dinetralkan. Mohon agar Allah membebaskan hati ini dari kecenderungan-kecenderungan semu. Dan teruslah berusaha untuk ridho dan ikhlas atas segala Ketetapan-Nya. Karena selalu, rencana-Nya itu terbaik untuk hamba-Nya.
Wallahu A’lam bisshowab.