Jumat , April 19 2024
JalanDakwah.info

Makanan Haram

DIKISAHKAN, Abu Bakar ash sidik pernah memasukan ujung jarinya ke tenggorokan agar makanan yang sudah terlanjur ia telan bisa keluar lagi. Itu ia lakukan begitu ia mengetahui makanan pemberian pelayannya itu adalah hasil dari menjampi seseorang di masa jahiliyah.

Sambil terus berusaha mengeluarkan makanan dalam perutnya, ia berkata,”Seandainya makanan ini tidak bisa keluar kecuali dengan mengeluarkan nyawaku, sungguh aku akan melakukannya.”

Begitulah Abu Bakar, sahabat sekaligus mertua dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini sangat besar perhatianya dalam menjaga agar sesuatu yang haram tidak masuk ke dalam perutnya.

Sekecil apapun makanan, ketika masuk ke dalam tubuh seseorang akan berpengaruh besar bagi kehidupan orang tersebut. Makanan halal akan memberi pengaruh baik, sedang makanan haram akan mendatangkan pengaruh yang buruk.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu,diriwayatkan bahwa Sa’ad bin abi Waqqash pernah berkata, “Ya Rasullullah, do’akan kepada Allah agar aku senantiasa menjadi orang yang dikabulkan do’anya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.”

Rasullullah kemudian bersabda, “Wahai Sa’ad, perbaikilah makananmu (makan yang halal) niscaya engkau akan menjadi orang yang selalu dikabulkan do’anya. Dan demi jiwaku yang ada ditangan-Nya, sungguh jika ada seorang yang memasukan makanan haram ke dalam perutnya tidak akan diterima amalnya selama 40 hari, dan seorang hamba yang dagingnya tumbuh dari hasil menipu dan riba, maka neraka lebih layak baginya,” (HR. Ath Thabrani).

Rasullullah pernah menceritakan tentang laki-laki yang habis menempuh perjalanan jauh, sehingga rambutnya kusut dan berdebu. Orang itu lalu mengangkat kedua tangannya ke langit seraya berdoa, “Wahai Tuhan, Wahai Tuhan,”. Padahal makanannya dari barang yang haram, minumanya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dari yang haram, maka bagaimanakah Allah akan mengabulkan doanya yang demikian?” (HR. Muslim).

Dari hadits di atas dijelaskan, ketika seseorang mengonsumsi makanan haram, baik haram karena zatnya ataupun haram disebabkan karena cara mendapatkannya, maka akan mengakibatkan;

Pertama ; Do’anya tidak akan pernah dikabulkan Allah Subhanahu wa ta’ala.
Kedua ; Amal kebaikanya tidak akan diterima.
Ketiga ; Di akhirat akan ditempatkan dalam neraka.

Betapa besar risiko yang diakibatkan dari makanan yang haram. Maka,sudah seharusnya seorang muslim memperhatikan setiap makanan yang hendak dimakan, menjaga diri dan keluarga dari makanan haram. Tidak memberi nafkah kecuali dari hasil nafkah yang halal.

Tentang Agus Waldiono

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *