SYETAN merupakan musuh yang nyata bagi manusia, dan permusuhan tersebut tidak akan pernah berhenti hingga hari Kiamat. Dengan segala cara syetan menggoda anak cucu Adam agar mau mengikuti bisikannya. Syetan menyuruh manusia agar tidak menaati apa yang diperintahkan Allah subhanahu wata’aladan melakukan apa yang Dia dilarang. Dia selalu menyuruh kemungkaran dan keburukan serta menghalangi manusia dari jalan kebaikan.
Di antara contohnya adalah dalam hal infak di jalan Allah. Allahsubhanahu wata’ala telah memerintahkan kita untuk menginfakkan segala sesuatu yang baik dan berharga supaya memberikan mafaat bagi pihak lain. Tetapi dengan kelicikannya, syetan menggoda kita agar menginfakkan sesuatu yang buruk, yang tidak berharga yang kita sendiri sudah enggan terhadapnya.
Syetan menakut-nakuti manusia bahwa jika mereka menginfakkan sesuatu yang masih berguna dan berharga, maka akan menjadikan mereka melarat dan berkurang kekayaannya. Dan jika yang diberikan adalah sesuatu yang sudah tidak berguna, maka kekayaannya akan tetap utuh, sehingga terhindar dari kemelaratan. Inilah sebuah logika syetan yang kelihatannya masuk akal.
Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan dari-Nya dan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Surat Al-Baqarah: 268)
Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran, kecuali orang-orang yang berakal. (Surat Al-Baqarah: 269)
Apa saja yang kamu nafkahkan atau apa saja yang kamu nazarkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. Orang-orang yang berbuat zalim tidak ada seorang penolong pun baginya. (QS. Al-Baqarah: 270).