IBU janganlah sekali-kali memberikan janji tanpa diiringi dengan bukti, kenapa demikian? Tidak sedikit para ibu terutama guru yang mendidik anak-anak, selalu memberikan semisal ucapan”Anak-anak yang bisa jawab pertanyaan ibu, nanti dapat hadiah coklat” begitulah ungkapan rayuan sang ibu kepada anak.
Adapun ungkapan lain yang sama seperti menunjukkan bahwa setiap perkataan yang ditujukan kepada anak-anak ketika mereka menangis misalnya, baik untuk bergurau atau untuk membohongi si anak bahwa nanti akan diberi sesuatu atau ditakut-takuti dengan sesuatu, adalah haram dan termasuk kedustaan. Seperti yang dikisahkan oleh seorang ibu kepada anaknya di zaman Rasulullah SAW.
Suatu hari ibuku memanggilku, sementara Rasulullah SAW sedang duduk di rumah kami. Ibuku berkata, “Mari sini, aku akan memberimu sesuatu.” Rasulullah pun bertanya pada ibuku, “Apa yang akan kau berikan padanya?” Ibuku menjawab, “Aku akan memberinya kurma.” Lalu beliau berkata pada ibuku, “Seandainya engkau tidak memberinya sesuatu, niscaya dicatat atasmu sebuah kedustaan,” (HR. Abu Dawud)
Walaupun maksudnya sekedar untuk bergurau dan bercanda, seseorang tetap tidak diperbolehkan mengatakan sesuatu yang dusta, karena Rasulullah SAW mengancam orang yang berdusta dalam hal sekecil apapun selagi tidak didasari fakta.
Banyak orang yang mendidik anak dengan tidak disadari dengan nilai ajaran islam terhadap anak. Pendidikan anak sangatlah penting, sebab ketika seorang ibu mendidik anak dengan ungkapan seperti yang dicontohkan secara terus menerus maka kemungkinan hal yang merusak dan bahkan akan senantiasa membantah orang tuanya ketika meminta kejujuran.
Oleh karena itu, orang tua harus membiasakan anak-anaknya untuk jujur dalam ucapan, perbuatan maupun dalam penunaian janji, diiringi dengan upaya untuk menjauhkan mereka dari segala kedustaan. Sehingga kemaslahatan umat dan kemajuan bangsa akan diiringi oleh generasi yang jujur. Wallahu A’alam.
Sumber: islampos.com