Doa Penenang Hati yang Gelisah dan Beban Pikiran – Hati adalah lentera yang terang bagi pemiliknya .cahayanya mudah redup ketika kita merasakan kegelisahan yang menjelma dan telah merasuki serta mengelabuhi hati kita ,sahabat jangan biarkan cahaya hati semakin meredup berilah hati sarapan yang cukup karena sesungguhnya bukan hanya tubuh yang membutuhkan asupan tapi hati juga butuh akan hal-hal yang membangkitkan kebaikan di dalamnya. caranya hindarkan diri dari hal yang dapat memunculkan penyakit hati seperti iri serta sombong.
Sifat iri bisa kita kalahkan dengan perasaan senang ketika saudara kita yang lain memperoleh Rahmat Allah swt.sombong bisa kita matikan dengan cara mengingat akan kekurangan diri kita serta menjadikan kelebihan sebagai wujud syukur kita terhadap pemberian Allah Swt dengan cara ini hidup kita akan jauh dari namanya kegelisahan hati.
Adapun Doa penenang Hati sebagai berikut :
“Ya Allah sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba-Mu (Adam), dan anak hamba perempuan-Mu (Hawa). Ubun-ubunku ditangan-Mu, hukuman-Mu jatuh kepadaku, qadha-Mu kepadaku adalah adil. Aku mohon kepada-Mu dengan setiap nama yang telah Engkau gunakan untuk diri-Mu, yang Engkau turunkan kepada kitab-Mu, Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhluk-Mu atau yang Engkau khususkan untuk diri-Mu dalam ilmu ghaib di sisi-Mu. Hendaklah Engkau jadikan Al-Quran sebagai penentram hatiku, cahaya di dadaku pelenyap duka dan kesedihanku”. (HR. Ahmad 1/391 dan Al-Albani menyatakan shahih).
Sahabat hati tempat yang paling halus dan sangat mudah ternodai baik dengan cara yang kita sadari atau tidak , jika memang hati terbawa kedalam hal yang menggelisahkan mungkin keimanan kita sedang menurun .apalagi jaman sekarang kegelisahan hati di sebut dengan kata yang ngetren yaitu galau berbicara tentang galau penyebabnya adalah terlalu menyayangi dan harapan yang kita gantungkan terlalu tinggi sehingga ketika jatuh, hati akan menjadi sakit dan terluka maka dari itu cintailah sesuatu sesuai dengan kadarnya dan bencilah sesuatu sesuai dengan kadarnya karena belum tentu yang kita cintai selamanya akan kita cintai dan tidak menutup kemungkinan kalau pada suatu hari nanti hal yang paling kita benci berubah menjadi sesuatu yang sangat kita cintai.