Rabu , Desember 4 2024
JalanDakwah.info

Derita Pengungsi Muslim Suriah

Pelajaran Ayat Al-Qur’an Hari Ini :

Allah Subhana wa ta’ala berfirman,  Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara keduanya saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat. (QS. Al- Hujarat:10).

Note : Assalamu’alaikum Wr.wb, Saudaraku seiman, Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah Subhana wa ta’ala. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan atas Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Melihat derita kaum muslimin diberbagai belahan dunia seperti tidak pernah habisnya. Dominasi penjajahan Israel atas Palestina sejak thn 1948 hingga kini belum menampakkan tanda – tanda akan berakhir. Tidak diakuinya muslim Rohingya sebagai bagian dari warga negara Myanmar. Peperangan sektarian di Suriah sudah berlangsung selama 4 tahun dengan menelan korban ratusan ribu orang  dan jutaan orang eksodus meninggalkan Suriah, mereka hidup dipengungsian  dengan kondisi yang memprihatinkan. Mereka  bermigrasi ke sejumlah negara Timur tengah seperti Lebanon, Yordania dan Turki. Ada juga ribuan pengungsi bermigrasi ke Eropa seperti Hungaria, Kroasia dan Jerman. Nasib mereka sungguh menyedihkan ada yang mati tenggelam dilautan Libya disaat perahu mereka tenggelam, ada yang kelaparan dan ada yang disiksa memasuki perbatasan Kroasia, bahkan diri mereka diperjual belikan. Suatu pertanyaan sederhana dimana kepedulian pemimpin negeri – negeri Islam termasuk negara Timur Tengah yang kaya raya?

Sesama mukmin itu adalah bersaudara bahkan persaudaraan itu lebih erat dari pada persaudaraan senasab. Sebab persaudaraan sesama mukmin itu di ikat dengan ikatan aqidah Islam yaitu Laa ilaaha illaallah Muhammadarrasulullah. Imam Ar-razi rahimahullahu menjelaskan ayat diatas, Ayat ini menghendaki ukhuwah kaum Mukmin harus benar-benar kuat, lebih kuat daripada persaudaraan karena nasab. Hal itu tampak dari :

Pertama, digunakannya kata ikhwan dan kata ikhwan yang merupakan jamak dari kata akh[un] (saudara). Kata ikhwah dan ikhwan dalam pemakaiannya bisa saling menggantikan. Namun, umumnya kata ikhwah dipakai untuk menunjuk saudara senasab, sedangkan ikhwan untuk menunjuk kawan atau sahabat.(Ref : Kitab Mukhtâr Ash-Shihâh, hlm. 29, Dar al-Fikr, Beirut. 1992).

Kedua, Ayat ini diawali dengan kata innamaa. Meski secara bahasa,  kata innamaa tidak selalu bermakna hasyr/pembatasan,(Syaikh Taqiyuddin  An-Nabhani, Kitab Asy-Syakhshiyyah al-Islamiyyah, 3/192,) kata innamaa dalam ayat ini memberi makna hasyr. Artinya, tidak ada persaudaraan kecuali antar sesama Mukmin dan tidak ada persaudaraan di antara Mukmin dan kafir. Ini mengisyaratkan bahwa ukhuwah Islam lebih kuat dari pada persaudaraan nasab. Persaudaraan nasab bisa terputus karena perbedaan agama. Sebaliknya, ukhuwah Islam tidak terputus karena perbedaan nasab. Bahkan, persaudaraan nasab dianggap tidak ada jika kosong dari persaudaraan akidah Islam.

Kaum muslimin kini banyak yang terdzalimi bagaikan anak ayam yang kehilangan induknya sebagai pengayom dan pelindung diri mereka. Hal ini terjadi karena mereka tidak memiliki Khalifah sebagai perisai dan penjaga kehormatan diri mereka. Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya Imam/Khalifah itu adalah perisai. Umat akan perang dari belakangnya dan akan dijaga olehnya.(HR.Muslim). Pada masa kejayaan Islam dibawah Daulah Khilafah Abbasiyah, Kisah heroik Khalifah Al-Mu’tashim dicatat dengan tinta emas sejarah Islam dalam kitab al-Kamil fi al-Tarikh karya Ibn Al-Athir. Peristiwa bersejarah tersebut terjadi pada tahun 223 Hijriyyah, yang disebut dengan Penaklukan kota Ammuriah. Pada tahun 837, Al-Mu’tasim Billah menyahut seruan seorang budak muslimah yang konon berasal dari Bani Hasyim yang sedang berbelanja di pasar yang meminta pertolongan karena diganggu dan dilecehkan oleh orang Romawi. Kainnya dikaitkan ke paku sehingga ketika berdiri, terlihatlah sebagian auratnya. Wanita itu lalu berteriak memanggil nama Khalifah Al-Mu’tashim Billah dengan lafadz yang legendaris yang terus terngiang dalam telinga seorang muslim : Di mana engkau wahai Mu’tashim… Tolonglah aku!. Setelah mendapat laporan mengenai pelecehan ini, maka sang Khalifah pun menurunkan puluhan ribu pasukan untuk menyerbu kota Ammuriah (Turki). Seseorang meriwayatkan bahwa panjangnya barisan tentara ini tidak putus dari gerbang istana khalifah di kota Baghdad hingga kota Ammuriah (Turki), begitu besarnya pasukan yang dikerahkan oleh khalifah.

Saatnya umat Islam merapatkan barisan dan bersatu padu untuk mengembalikan kehidupan Islam dengan menegakkan kembali Khilafah Islam sesuai dengan metode kenabian. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan perlindungan dan pertolongan bagi kaum muslimin sedunia.

Wallahu a’lam

By : Tommy Abdillah

Tentang Tommy Abdillah

Founder Majelis Ilmu Ulin Nuha, Founder Rumah Tahfidz Al-Quran Ulin Nuha Medan, Praktisi Ruqyah Syar'iyyah As-syifa' Medan, Admin Taushiyah Group Whatsapp, Penulis buku Taushiyah Group BBM, Taushiyah Senja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *