Selasa , Oktober 8 2024
JalanDakwah.info

Berlumur Doa (2-Habis)

KARENA saya dan Anda pasti berlumur dosa, sekaligus berlumur doa, adakalanya kita enggan berdoa, malas dan bahkan meninggalkan doa. Tak jarang, seketika mendapat kesuksesan, alpa untuk berdoa. Seringnya, ketika terpuruk dalam kegagalan, dalam hati mengumpat ternyata doa kita tidak dikabulkan dan berarti Allah SWT menyelisihi janji-Nya sendiri, naudzubillahi min dzalik.

Oleh karenanya, ketika keadaan seperti ini menghampiri, sadari bahwa kadar iman sedang menurun dan perlu untuk dinaikkan kembali. Salah satunya dengan membaca kembali pesan Rasulullah SAW sebagaimana berikut ini;

1) Do’a itu ibadah yang mulia, sebagaimana hadits, “Tidak ada sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah ta’ala selain do’a” (HR. Ahmad).

2) Do’a bermanfaat kapan saja, sebagaimana hadits, “Sesungguhnya doa itu bermanfaat baik terhadap apa yang telah terjadi maupun yang belum terjadi, maka hendaklah kalian berdoa.” (HR. At-Tirmidzi).

3) Ancaman Allah Swt bagi yang tidak mau berdo’a, sebagaimana hadits, “Barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah, maka Allah akan memurkainya”. (HR. At-Tirmidzi).

Di sisi yang lain, ada beberapa hal yang harus senantiasa kita ingat dan waspada, yaitu adanya sifat naluriah manusia pada umumnya, yang bisa mendekatkan kita dengan dosa, menjauhkan dari doa.

Pertama, sifat sombong, sebagaimana firman Allah Swt, “Dan Tuhanmu berfirman, “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari ibadah kepada-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. Ghafir [40]: 60).

Kedua, sifat tergesa-gesa (terburu-buru), kurang sabar, hingga kemudian berputus asa karena merasa permintaannya tidak didengar dan dikabulkan Allah Swt. “Dan manusia mendo’a untuk kejahatan sebagaimana ia mendo’a untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.” (QS. al-Isra:11).

Dalam hadits, Rasulullah SAW pun mengingatkan, “Seorang hamba yang berdo’a akan terus menerus dikabulkan do’anya selama ia tidak berdo’a dengan dosa dan memutuskan silaturrahim, dan selama ia tidak tergesa-gesa ingin cepat dikabulkan. Dikatakan kepada Nabi SAW, “Wahai Rasulullah SAW apa yang dimaksud dengan tergesa-gesa ingin cepat dikabulkan?” Rasulullah Saw bersabda, “Yaitu ketika ia berkata, ‘aku telah berdo’a, aku telah berdo’a, tapi aku tidak melihat do’aku dikabulkan.’ Kemudian ia mengeluh karenanya, dan akhirnya meninggalkan do’anya.” (HR. Muslim).

Ketiga, sifat kurang berhati-hati dalam hal mengkosumsi makanan dan minuman yang halal. Rasulullah Saw bersabda, “Ia berdo’a kepada Allah, tapi makanan dan minumannya dari barang yang diharamkan, maka bagaimana mungkin aakan dikabulkan do’anya.” (HR. Muslim).
Pembaca yang dimuliakan Allah SWT.

Karena saya dan Anda pasti berlumur dosa, sekaligus berlumur doa, bilamana kita berhasil mengendalikan dengan baik dan benar sifat-sifat naluriah di atas, maka doa-doa kita pasti akan segera dikabulkan. Dan logika terbaliknya, jika selama ini kita merasa doa-doa tak kunjung dikabulkan oleh-Nya, maka jawabannya sudah tersebutkan di atas.

Tentang Agus Waldiono

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *